"Saya kira memang masih ada beberapa peluru dan mungkin senjata, tapi sudah tertimbun tanah," kata Kapolresta Tasikmalaya, AKBP Moch Hendro, usai menghadiri deklarasi para club motor tertib lalu lintas, di Tasikmalaya, Sabtu (31/7) malam.
Adanya granat dan peluru yang disimpan di rumah warga, kata Hendro tidak dapat dipastikan adanya rumah warga lain yang menyimpan peluru atau alat perang lainnya bekas peninggalan para pemberontakan atau gerombolan DI/TII waktu itu.
Menurut dia, wilayah kaki gunung Cakrabuana, Kecamatan Pageurageung dulunya areal persawahan atau perkebunanan, yang berbeda dengan sekarang menjadi rumah permukiman warga.
"Saya tidak yakin, beberapa rumah warga disana menyimpan barang itu, karena dulunya itu adalah sawah," katanya.
Upaya melakukan pencarian peluru atau perangkat senjata perang lainnya, kata Kapolresta pihak kepolisian belum dapat melakukan penyisiran sejumlah daerah atau memeriksa rumah warga sekitar kaki gunung Cakrabuana.
Ia berharap warga penduduk sekitar yang menyimpan barang yang mengancam ledakan untuk segera menyerahkannya kepada pihak berwajib setempat.
"Kalaupun melakukan penggalian tanah untuk mencari benda di kawasan gunung itu, tentu akan merepotkan, karena tidak tahu dimana letak pastinya keberadaan benda itu," katanya.
Menurut dia, benda perangkat senjata itu biasanya dapat ditemukan secara kebetulan oleh warga setempat yang sedang melakukan aktivitas penggalian tanah kebun.
"Biasanya bisa ditemukan tidak sengaja saat warga menggali tanah, nah, kalau warga menemukan barang itu, segera laporkan saja ke polsek setempat," katanya.
Sementara itu sebuah granat jenis nanas dan 25 butir peluru jenis kaliber 31 A dan enam butir peluru jenis kaliber 57 FN ditemukan di salah satu rumah warga Kampung Pagerageung Kaler, Desa Pagerageung, Kecamatan Pagerageung, Kamis (29/7).
Penemuan benda tersebut pihak kepolisian Tasikmalaya telah menyerahkan kepada Brimob Polda untuk diamankan karena benda yang sudah dalam keadaan berkarat itu masih aktif.
(U.KR-FPM/Y008/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010