Ketua Umum Kadin Bali I Gde Sumarjaya Linggih di Denpasar, Minggu, menyatakan bahwa tertarik dengan kendaraan irit energi serta pembangkit listrik ramah lingkungan.
"Kami berharap teknologi yang dihasilkan putra terbaik bangsa bisa diaplikasikan. Kami bersedia membantu mencarikan dana untuk penelitian," katanya saat menerima tim "Sapu Angin" ITS.
Ia mengatakan, Bali berkepentingan untuk mengaplikasikan aneka teknologi yang ramah lingkungan. Hal itu seiring dengan pencanangan Bali sebagai "provinsi hijau" lewat program "Bali Go Green".
Sementara di pihak lain, kata dia, masyarakat juga menunggu aplikasi aneka teknologi tepat guna yang dihasilkan kalangan kampus.
"Kadin sebagai mitra kerja pemerintah dirasa baik untuk menginisiasi sekaligus menjembatani hal itu. Karena sebuah kerja ilmiah yang mendapatkan pengakuan internasional sudah selayaknya diapresiasi," ucap Sumarjaya Linggih didampingi wakilnya Ngurah Alit Wiraputra.
Menurut dia, di bidang otomotif misalnya, pihaknya menjadi pengguna akhir mobil-mobil irit yang dikembangkan ITS bagi transportasi umum di Bali yang belum prima. Ini sangat mungkin terealisasi.
Sementara Ngurah Alit Wiraputra mengajak ITS mengembangkan teknologi untuk memecahkan persoalan air bersih di Bali.
"Kami mengajak ITS mengembangkan teknologi tersebut, karena keterbatasan sumber daya air dan terbentur besarnya biaya untuk mengambil air tanah," ujarnya.
Sebab, kata dia, dikalangan perhotelan yang notabene membutuhkan air dalam jumlah besar secara rutin didera kekhawatiran tentang air.
Teknologi pemanfaatan air laut saat ini menjadi alternatif. Biaya untuk pengolahan air laut masih cukup mahal, namun dibandingkan air bawah tanah biayanya masih lebih ringan.
"Jika ada teknologi yang murah untuk pengambilan air laut pasti akan laku keras," ucapnya menegaskan.
Menurut Witantyo dari ITS, kalangan kampus sebagai tempat riset dan pengembangan, telah menunjukkan diri mampu menghasilkan aneka produk siap pakai dan multiguna.
Selain produk otomotif, ITS juga telah mengembangkan mesin pembangkit listrik. Meskipun sudah diaplikasikan di berbagai tempat, seperti PLTU Paiton.
"Namun demikian, kampus tetap menunggu dukungan pemerintah dari sisi permodalan di tahap awal," paparnya.
Terbukti tim Sapu Angin adalah tim mahasiswa ITS yang berhasil menjuarai mobil irit "Shell Eco-Marathon" (SEM) Asia 2010, awal Juli 2010.
Tim ITS meraih gelar "Combution Grand Prize" dan "Gasoline Fuel Award". Kedua penghargaan tersebut masuk dalam kategori "Urban Concept".
Dalam lomba yang digelar di Sirkuit Internasional Sepang, Malaysia, mobil Sapu Angin 2 mencatat rekor mobil teririt dengan bahan bakar satu liter bensin dapat menempuh jarak 237,6 kilometer.
(T.I020/C004/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010