Mataram (ANTARA News) - Duta budaya dari lima provinsi di Indonesia memeriahkan parade "Lombok Bagendang" yang diselenggarakan di Jalan Langko dan Jalan Pejanggik, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, Minggu.

Kelima provinsi peserta Parade "Lombok Bagendang" itu yakni Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, DKI Jakarta dan Nusa Tenggara Barat (NTB) selaku tuan rumah yang diikuti penabuh gendang bele (gendang besar) dari lima kabupaten/kota di Pulau Lombok.

Kelima provinsi itu juga merupakan peserta Festival Perkusi Nusantara yang dipusatkan di Taman Budaya Mataram, yang pelaksanaannya Sabtu (31/7) malam.

"Lombok Bagendang" merupakan sebutan untuk festival gendang besar (beleq) sebagai bagian dari upaya pengembangan wisata religi di Pulau Lombok, NTB.

Parade "Lombok Bagendang" yang diikuti ribuan warga NTB itu dibuka Kepala Badan Penanaman Modal (BPM) NTB Yaqoub Abidin, mewakili Gubernur NTB KH. M. Zainul Majdi, yang sedang dinas luar daerah.

Pada kesempatan itu, Yaqoub Abidin mengatakan, Parade "Lombok Bagendang" itu merupakan media revitalisasi kebudayaaan tradisional yang belakangan ini makin ditinggalkan generasi muda penerus bangsa.

"Musik tradisional seperti `gendang beleq` merupakan bagian dari akar budaya nasional yang mencerminkan semangat gotong royong yang dilandasi persatuan dan kesatuan," ujarnya.

Selain itu, Parade "Lombok Bagendang" itu juga merupakan ikon pariwisata di masa mendatang yang mampu bertahan di tengah derasnya arus modernisasi.

Pemerintah Provinsi NTB akan berupaya mengembangkan Parade "Lombok Bagendang" secara berkelanjutan setiap tahun yang tetap dipusatkan di jalan protokol Kota Mataram.

"Nanti akan menjadi salah satu obyek pariwisata yang dapat memacu arus kunjungan wisatawan ke daerah ini," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB Lalu Gita Aryadi, mengatakan, pelaksanaan Parade "Lombok Bagendang" itu merupakan salah satu bentuk apresiasi terhadap kekayaan bangsa dan negara yang dikhawatirkan punah tergilas zaman.

"Ini ruang apresiasi bagi musik dan tarian tradisional yang harus terus kita lestarikan sebagai akar seni budaya nasional," ujarnya.

Parade "Lombok Bagendang" itu akan dirangkai dengan kegiatan mencari "The Master of Gendang Beleq" atau orang yang berkemampuan menabuh gendang berukuran besar dalam waktu terlama.

Para panabuh gendang "beleq" itu akan menabuh gendangnya sambil berjalan membentuk parade, dari Jalan Langko di depan Kantor Bank Indonesia (BI) hingga Jalan Pejanggik di depan Pendopo Gubernur NTB.

Gendang Beleq disebut juga tari tradisional Lombok, karena alat musik utama yang dipakai sebagai pengiring dalam tari ini terdiri atas dua buah gendang besar (dalam bahasa Sasak disebut beleq=besar) yang melebihi ukuran gendang biasa dan sekaligus sebagai properti tari.

Alat musik lain yang dipergunakan untuk mendukung tari ini, yaitu ceng-ceng, suling, rincik, gong, reong, dan gendang kecil.

Konon, gendang beleq dipertunjukkan pada pesta kerajaan mengiringi pasukan yang berangkat perang atau datang dari medan perang. Dalam perkembangan dewasa ini dijadikan sebagai tari penyambutan tamu.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010