Pameran prototipe radar pengawasas pantai itu untuk memeriahkan Sail Banda yang berlangsung 24 Juli hingga 17 Agustus 2010.
"Alat ini gunanya untuk melihat pergerakan kapal dan arah pergerakannya," kata Kepala Bidang Telekomunikasi dari Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi (PPET) LIPI, Mashury kepada ANTARA, di Ambon, Sabtu.
Mashury mengatakan, radar ISRA pertama Indonesia mampu bekerja saat cuaca buruk dan gelap serta bisa dipasang di pinggir pantai atau pelabuhan untuk memonitor lalu lintas kapal agar tidak terjadi tabrakan.
Radar ini juga untuk memantau perairan nusantara dari pencurian ikan, pelanggaran wilayah oleh kapal asing maupun pembajakan kapal dan penyelundupan.
"Radar ini juga bisa digunakan untuk memandu kapal agar pergerakannya tidak kena karang dan sebagainya saat cuaca buruk terjadi," katanya.
Menurut Mashury, radar buatan LIPI yang sudah diresmikan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Suharna Surapranata Februari lalu itu sangat cocok jika dipasang di Maluku yang merupakan provinsi kepulauan yang 93 persen wilayahnya laut, terutama laut Arafuru yang rawan pencurian ikan.
Ia menjelaskan, harga radar tersebut 50 persen lebih murah jika dibandingkan dengan radar maritim impor. Selain itu, aplikasi teknologinya dari untuk sipil ke militer hanya mengalami sedikit perubahan.(*)
KR-IVA/A011/AR09
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010