London (ANTARA News) - Konsulat Jenderal RI (KJRI) Dubai melakukan pertemuan secara terpisah dengan tiga perusahaan di Dubai, Persatuan Emirat Arab (PEA), untuk berinvestasi di Indonesia
Perusahaan "furniture" dan "design interior" Perla Lichi, , perusahaan wisata "Vega Tour" - anak perusahaan Al Ghurair Group dan kelompok perusahaan Sheikh Sultan bin Khalifa Al Nahyan atau SBK Holdings, Dubai Office.
Dari hasil pertemuan itu, diperoleh informasi bahwa ketiga perusahaan tersebut berminat untuk berinvestasi di Indonesia, bahkan dua di antaranya telah memiliki mitra di Indonesia, ujar Sekretaris Pertama, PF Pensosbud KJRI Dubai, Yana Rudiyana dalam keterangan persnya yang diterima ANTARA, Sabtu.
"Director of Middle East Operation" Perla Lichi, Ossama Salem, dalam pertemuan dengan Konsul Jenderal RI Dubai, Mansyur Pangeran, didampingi "Counsellor" Ekonomi Dede Ahmad Rifai saat berkunjung ke pabriknya di Ras Al Khaimah menyatakan, pabrik furniturenya setiap bulan mendatangkan tiga kontainer bahan-bahan pembuatan furniture dari Indonesia.
Mengingat semakin banyaknya permintaan furniture, perusahaannya bekerja sama dengan pengusaha Indonesia akan membangun pabrik furniture di Jepara, Indonesia dalam waktu dekat, ujar Ossama Salem.
Perusahaan furniture dan interior design Perla Lichi yang mempekerjakan beberapa tukang dan perajin kayu dari Indonesia berkantor pusat di Florida, Amerika Serikat itu memiliki "showroom" di Jumeirah, Dubai dengan pembeli/pelanggan dari kalangan atas di Persatuan Emirat Arab dan negara-negara Arab lainnya.
Hal yang sama juga disampaikan anggota Dewan Direksi SAR Private Capital dan "Chairman" perusahaan wisata di Dubai, Vega Tours, Azzan Al Ghurair bahwa Al Ghurair Group merencanakan mengembangkan bisnisnya di Indonesia yang dimulai dengan bisnis di sektor pariwisata.
Dalam hal ini, Vega Tours bersama dengan mitranya perusahaan wisata Indonesia, Jendela Tours akan menawarkan kerja sama dengan Garuda Indonesia untuk mendatangkan wisatawan dari Dubai ke Indonesia dan sebaliknya dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia.
Azzan Al Ghurair adalah putra Abdullah Al Ghurair, salah seorang konglomerat di Dubai yang memiliki bisnis di berbagai bidang, seperti pusat perbelanjaan, konstruksi, properti/apartemen, bahan makanan, penukaran uang, pendidikan, biro perjalanan, dan berbagai perusahaan lainnya.
Pada pertemuan sebelumnya dengan Konjen Mansyur Pangeran, Development Manager, SBK Holding, Dubai Office, Dr Ramzi Halasa menyambut baik tawaran peluang investasi di Indonesia.
Secara khusus, Dr Ramzi meminta penjelasan lebih rinci mengenai peluang investasi pembangunan pembangkit listrik panas bumi, pembangunan bandara internasional, persediaan air minum, dan pembangunan jembatan.
SBK Holding merupakan perusahan konglomerat di PEA yang dimiliki dan dikelola oleh Dr Sheikh Sultan Bin Khalifa Bin Zayed Al Nahyan, putra sulung Presiden PEA.
SBK Holdings bergerak dalam berbagai bidang bisnis, seperti minyak dan gas, petrokimia, pembangkit listrik, baja, bahan makanan, pusat perbelanjaan, perhotelan, properti, private equity, perbankan, asuransi dan jasa keuangan, pertanian dan peternakan serta penerbangan.
Konjen Mansyur Pangeran kepada ketiga pengusaha tersebut menegaskan bahwa iklim investasi di Indonesia masih cukup menjanjikan terbukti minat dan keinginan asing untuk berinvestasi di Indonesia masuk ke dalam urutan index ke 17 dunia.
Oleh karenanya, selain mencari peluang bisnis yang ada di negara akreditasi, KJRI juga terus berusaha memasarkan potensi daerah cukup besar dengan mendatangkan pengusaha asing ke Indonesia.
Kiranya upaya yang dilakukan dalam rangka mempromosikan potensi daerah ini dapat didukung sepenuhnya oleh pusat maupun daerah khususnya instansi dan pihak-pihak terkait, sehingga agenda bisnis ini dapat segera terealisir, demikian Mansyur Pangeran.(*)
(T.H-ZG/C004/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010