Washington (ANTARA News) - Taliban menuduh Jenderal Amerika Serikat David Petraeus membunuh lebih banyak rakyat dan makin banyak melancarkan serangan sejak mengambil alih komando di Afghanistan, kata kelompok pemantau SITE pada Kamis.
"Satu-satunya kehebatan Petraeus sejak mengambil alih komando pasukan Amerika Serikat dan NATO tiga pekan lalu adalah korban di kalangan rakyat, yang harus dianggap siasat baru perangnya," demikian Taliban Afghanistan di lamannya, seperti dikutip SITE.
Kelompok itu menyatakan 90 warga bukan petempur tak bersenjata menjadi korban dalam pemboman buta penjajah Amerika Serikat di seluruh Afghanistan dalam dua pekan terakhir, dengan menambahkan bahwa tindakan seperti itu hanya menciptakan peningkatan kebencian rakyat Afghanistan terhadap pasukan asing.
Pasukan Amerika Serikat meningkatkan serangan dengan pesawat tak berawak di Afghanistan sejak Presiden Amerika Serikat Barack Obama berkuasa satu setengah tahun lalu.
Taliban juga menyatakan semua jenis serangan terhadap pasukan Amerika Serikat mencapai tingkat tertinggi sejak Jenderal Petraeus berkuasa.
Ketiadaan semangat di antara pasukan Amerika Serikat membuat Petraeus tidak memunyai pilihan, selain melancarkan perang kejam dan jahat, yang hanya mengakibatkan korban lebih banyak di kalangan rakyat berulang-ulang, katanya.
Taliban menyatakan penangkapan dan penyerahan oleh rakyat jelata atas dua tentara Amerika Serikat pada pekan lalu di propinsi timur, Logar, adalah bukti jelas kebencian kuat rakyat Afghanistan terhadap penjajah Amerika Serikat.
Dua pelaut Amerika Serikat hilang di propinsi Logar pada 23 Juli. Mayat mereka ditemukan setelah Taliban menyatakan menyergap keduanya, membunuh satu dan menawan yang lain.
Taliban menyatakan keberadaan pasukan Amerika Serikat di Afghanistan, dalam keadaan itu, sama dengan menggali kuburan sendiri.
Petraeus mengambil alih komando atas lebih dari 140.000 tentara Amerika Serikat dan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Afghanistan pada 4 Juli dari Jenderal Stanley McChrystal.
McChrystal dipecat pada Juni setelah ia dan pembantunya menghina pejabat pemerintah, termasuk Obama, di majalah "Rolling Stone".
Obama menyatakan ingin mulai menarik pasukannya pada pertengahan 2011, membuat jadwal bagi petugas keamanan Afghanistan mengambil tanggung jawab dari pasukan asing.
NATO dan Amerika Serikat menempatkan hampir 150.000 tentara di negeri terkoyak perang itu, dengan 30.000 dikerahkan ke jantung Taliban di selatan - propinsi Helmand dan Kandahar - sejak awal tahun ini.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan perlawanan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001, karena menolak menyerahkan pemimpin Alqaida Osama bin Ladin.
Osama dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah negara adidaya itu, yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Peningkatan jumlah korban tewas menjadi berita buruk bagi Washington dan sekutunya, yang pemilihnya semakin putus asa oleh korban dalam perang di tempat jauh itu, yang tampak berkepanjangan dan tak berujung.
Hampir 400 tentara asing kehilangan nyawa dalam kemelut Afghanistan sejak awal tahun ini, kata hitungan AFP berdasarkan atas laman mandiri www.icasualties.org.
(B002/M016)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010