"Harga tingkat pabrik saat ini naik menjadi Rp8.200 per kilogram (kg) dari Rp7.500 per kg, karena harga minyak goreng sawit (PKO) di pasar internasional menjadi 840 dolar Amerika Serikat per ton, dari sebelumnya 760 dolar AS per ton," kata Manajer Pemasaran PT Multi Nabati Sulawesi, Suherman di Manado, Jumat.
Suherman mengatakan naiknya harga minyak goreng di pasar internasional lebih merupakan dampak perubahan musim yang menyebabkan permintaan meningkat di beberapa negara.
"Saat ini banyak turun hujan termasuk di beberapa negara, mengakibatkan timbulnya permintaan baru, akibatnya harga minyak goreng terus menguat," kata Suherman.
Selain dampak musim, kegagalan panen minyak jagung (soyabin) di Amerika Serikat ikut menjadi pendorong permintaan meningkat, sebab banyak konsumen beralih menggunakan minyak goreng sawit.
"Tingginya permintaan dunia menyebabkan harga minyak goreng terus bergerak ke tingkat yang lebih mahal," kata Suherman.
Menutut Suherman, pergerakan harga minyak goreng diperkirakan masih akan terus terjadi sampai bulan puasa hingga Idul Fitri, sebab permintaan masih tetap tinggi.
"Hanya saja berapa persen kenaikannya masih sulit diprediksi sebab semuanya tergantung pergerakan harga di pasar internasional," kata Suherman.
Kendati mengalami kenaikan di tingkat pabrikan, tetapi harga eceran minyak goreng curah di pasar tradisional Manado masih tetap bertahan di kisaran Rp9.000 per kg.
Sejumlah pedagang mengatakan, belum menaikkan harga karena stok tersedia cukup banyak. (G004/K005)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010