Malang (ANTARA News) - Pengangguran di Kota Malang, Jawa Timur, masih didominasi oleh lulusan perguruan tinggi atau sarjana strata 1, kata Kepala Bidang Pelatihan dan Penempatan Dinas Tenaga Kerja dan Sosial setempat Sri Supangasih, Jumat.
Ia mengatakan, jumlah pengangguran sarjana tersebut mencapai 12.424 orang. Sedangkan pengangguran dari lulusan SMK menempati urutan kedua sebanyak 5.978 orang, lulusan SMA sebanyak 5.899 orang, dan sarjana strata 2 (S2) sebanyak 50 orang.
"Total jumlah pengangguran di daerah ini hingga saat ini tercatat sebanyak 27.238 orang. Jumlah ini kami ketahui dari para lulusan yang mencari kartu kuning di Disnakersos," katanya menambahkan.
Ia mengakui, para pencari kerja dan kartu kuning tersebut setelah mendapatkan pekerjaan, tidak banyak yang melapor ke Disnakersos. Padahal, seharusnya mereka itu melapor secara rutin setiap enam bulan sekali.
Menurut dia, laporan yang dilakukan setiap enam bulan sekali itu juga bermanfaat bagi para pencari kerja, sebab Disnakersos bisa menginformasikan setiap ada lowongan kerja yang diperoleh Disnakersos melalui kerja sama dengan berbagai perusahaan.
Sementara Anggota Komisi D DPRD Kota Malang Tri Yudiani mengatakan, masalah pengangguran yang jumlahnya cukup tinggi itu harus menjadi perhatian serius semua pihak.
Hanya saja, katanya, tingginya angka pengangguran di Kota Malang itu juga tidak lepas dari tingginya angka ketergantungan para pencari kerja terhadap jenis pekerjaan di sektor formal, seperti karyawan perusahaan atau perkantoran dan pegawai negeri sipil (PNS).
Sementara lowongan pekerjaan di sektor formal di perusahaan-perusahaan swasta, katanya, saat ini juga didominasi oleh tenaga pemasaran produk. Tidak hanya sebatas produk barang rumah tangga, alat kesehatan, namun juga properti.
"Sedangkan para pencari kerja enggan untuk mengisi lowongan sebagai tenaga pemasaran, sehingga bursa kerja yang difasilitasi pemerintah maupun perguruan tinggi yang sebagian besar memang untuk merekrut tenaga pemasaran tidak banyak yang terisi," katanya.(E009/Z003)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010