"Hari terakhir ini ada dua penerbangan yakni ke Medan membawa 170 orang dengan pesawat Malindo dan ke Surabaya sebanyak 120 orang dengan pesawat Malaysia Airlines," ujar Presidium AOMI Khairul Hamzah didampingi Agastya di Bandara KLIA, Rabu.
Khairul Hamzah mengatakan khusus penerbangan terakhir Rabu ini pihaknya telah mensubsidi 11 orang PMI rentan tujuan Medan, empat orang ke Surabaya dan pemulangan dua jenazah.
"Sejak dibukanya program rekalibrasi 5 November 2020 banyak warga negara asing yang tinggal di Malaysia mulai berbondong-bondong kembali pulang ke negara asal, termasuk pendatang asing dari Indonesia," katanya.
Baca juga: Pemkab Situbondo karantina 15 pekerja migran dari Malaysia
Baca juga: Ratusan pekerja dipulangkan dari Malaysia terinfeksi COVID-19
Setelah terdampak wabah COVID-19 dan belum ada kepastian kondisi normal kembali, ujar dia, perekonomian yang menurun terasa sulit bagi mereka yang mengandalkan pekerjaan sebagai buruh harian.
AOMI Malaysia bersama KBRI KL kemudian mendampingi pemulangan PMI secara berkala dan cukup masif.
Melalui bantuan 23 ormas Indonesia yang berada di Malaysia, ujar dia, total sejak Januari hingga Rabu (5/5) telah berhasil mendampingi 4.000 PMI.
"Diperkirakan kurang lebih 4000 PMI, telah berhasil kami dampingi melalui mekanisme carter pesawat, kapal feri maupun mandiri," katanya.
Sementara itu menurut Lukmanul Hakim, Presidium AOMI dari ormas Garansi, jumlah PMI yang ingin ikut rekalibrasi bersama AOMI sangat banyak sekali.
"Sebenarnya sangat banyak sekali yang meminta (ikut rekalibrasi bersama AOMI). Karena kapasitas terbatas maka sejak awal secara pararel kami mengarahkan mereka untuk tetap mandiri bagi yang sehat-sehat dan tidak ada masalah serius seperti sakit fisik, mental, orang sepuh," kata Lukman.
AOMI memang peduli sekali memberikan subsidi bahkan tiket gratis kepada mereka kelompok PMI rentan.
Tercatat ada total lebih 300 PMI rentan telah diberikan fasilitas subsidi maupun gratis oleh AOMI sejak Januari lalu dan puluhan jenazah dibantu pemulangannya.
Sebagian jenazah itu justru adalah peserta rekalibrasi yang meninggal di tengah proses kelengkapan dokumen mereka untuk pulang.
Rekalibrasi Pulang adalah program dari pemerintah Malaysia untuk memudahkan para pendatang asing, khususnya yang jalur non prosedural untuk bisa kembali ke negara asal.
"Tidak hanya Indonesia, warga negara Bangladesh, dan negara lainnya pun ikut program ini. AOMI Malaysia dan KBRI KL bersama Jabatan Imigresen Malaysia bekerjasama untuk memasifkan program ini hingga bulan Juni mendatang," katanya.
Pemulangan kloter terakhir ini dihadiri oleh Rijal Al Huda Korfung Konsuler KBRI Kuala Lumpur.
"Tidak hanya carter melalui Malindo Air, AOMI juga menggunakan airlines lain dengan mekanisme grup booking seperti Citilink, Malaysia Airlines, dan Garuda," katanya.*
Baca juga: Ratusan pekerja migran dari Malaysia tiba di NTB
Baca juga: KBRI Kuala Lumpur minta akses konsuler kunjungi 11 pekerja restoran
Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021