Jakarta (ANTARA News) -  Ini mungkin peringatan untuk industri siaran televisi  termasuk program berita yang mengutamakan penampilan para reporter, pembawa berita maupun orang yang diwawancara.

Paul Yarrow,  laki-laki yang rambutnya sudah tipis, gemuk dan kadang mengenakan sweater kusut warna putih, kini jadi "bintang" di beberapa program televisi Inggris;  BBC1, ITV, Channel 4, Sky News, bahkan Al Jazeera yang bermarkas di Qatar.

Tapi, Yarrow bukanlah bintang biasa. "Keistimewaannya" adalah tidak satupun program televisi itu menghendaki kehadirannya - mereka ingin para reporter tidak diganggu oleh Yarrow.

Aksi yang dibuat Yarrow memang nyeleneh, dia sengaja berusaha sesering mungkin "nebeng" muka di belakang reporter yang sedang melaporkan berita dari lapangan.

Kelakuan Yarrow (42) tentu saja memecah perhatian pemirsa dan karena seringnya muncul, dia dengan segera jadi sensasi Internet.

Yarrow, warga Southwark, South London, memulai "karier"-nya Oktober tahun lalu dengan "menjadi latar" pada acara Question Time di BBC yang mengundang pemimpin Partai Nasional Inggris, Nick Griffin.

Dia lalu muncul saat unjuk rasa di luar BBC TV Centre di West London. Di program berita Sky News dan Channel 4 News,  yang sejak siang hingga malam menyiarkan secara langsung peristiwa itu dari lokasi, Yarrow selalu "menghiasi"  latar belakang.  

Aksi itu membuat Yarrow ketagihan dan beberapa pekan kemudian dia muncul di BBC siaran lokal London. Dia muncul saat reporter program tersebut mewawancarai pejabat setempat di lapangan. Selanjutnya, Yarrow mulai beraksi ke berbagai kesempatan.

Pria itu selalu tampil dengan rambut berantakan, dan kadang dia menggunakan properti berupa kereta belanja atau pura-pura menelefon.

"Cukup tonton berita lalu gunakan akal sehat untuk tahu kemana (tim berita dan) kamera meluncur," kata Yarrow, anak pilot tempur Inggris.

Kenapa ingin tampil terus di televisi?  dia menjawab : aksi tersebut untuk mendobrak siaran televisi yang selalu mengutamakan penampilan, termasuk memilih-milih orang yang  akan diwawancara  di jalan.

"Terlalu banyak orang tampan dan cantik di televisi," kata Yarrow, seorang pekerja sosial yang pernah meraih penghargaan South London Press Good Samaritan of the Year. Penghargaan itu diberikan kepada Yarrow atas kepeduliannya kepada masyarakat setempat.

Menurut Yarrow, pengelola stasiun televisi lebih senang menampilkan orang yang berambut pirang dan tampaknya mencegah agar layar televisi tidak menampilkan sosok laki-laki gemuk dengan sweater kusut.

Yarrow berpendapat hal itu harus dibenahi. "Ini masalah serius dan saya mencoba menyatakan :'jadilah dirimu sendiri'. Saya cuma orang biasa," kata Yarrow.

"Katanya, kita hidup di era yang lebih adil, masyarakat yang makin saling memahami, tapi kenapa orang tua dan orang gemuk makin terpinggirkan? Awak kamera berusaha mengusir  saya tapi saya kan juga manusia," katanya.

Setiap kali beraksi, Yarrow tidak pernah berbicara dan terkadang dia tampil sedang membaca koran atau menelefon lewat HP. Dia tidak pernah tersenyum.

"Saya tahu itu ganjil sekali, tapi 'itulah saya'. Saya mungkin kegemukan tapi inilah aku. Ini bukan untuk  lucu-lucuan. Saya orangnya cukup serius, tapi karena saya jarang-jarang terlihat, orang kadang tertawa," katanya.

Dia akan muncul pada peristiwa yang diliput berbagai stasiun televisi seperti DPR Inggris atau Pengadilan Tinggi London hingga demonstrasi terhadap G20.

"Saya sudah 20 tahun mengkampanyekan hak menyuarakan pendapat. Sering sekali reporter punya kesempatan bertanya kepada saya tapi mereka memilih gadis cantik," katanya.

"Aku dinilai tak termasuk masyarakat yang menurut media adalah mereka yang mengutamakan penampilan," kata Yarrow.

Kini, menurut Yarrow, orang-orang di jalan akan menyapanya dan berkata "kamu kan orang yang di TV, teruskan usahamu."

"Tampaknya saya mendatangkan rasa senang ke orang-orang. Saya mendapat berbagai email, bahkan seorang anak usia 14 tahun menulis 'anda legenda'," katanya.

Setelah 100 kali "nebeng" tampang, dia mulai berkomentar "saya ingin identitasku tetap tak terungkap, tapi kini sudah terungkap."
(A038/A038/BRT)

Pewarta: Aditia Maruli Radja
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010