Ia menyebutkan, penurunan produktivitas pertanian terbesar terutama terjadi pada komoditas hortikultura.
Disebutkan, tingkat produktivitas kentang per hektarenya menurun, dari rata-rata 16 ton per hektare, turun hanya mencapai 13 ton per hektare.
Penurunan produktivitas hortikultura, kata Ichwan, karena kondisi lahanya yang lembab, Iakibatnya daun dan batang kentang cepat layu, sehingga pertumbuhan umbi kentang tidak maksimal.
Ichwan menyebutkan, luas lahan kentang di wilayah Tosari kawasan Gunung Bromo mencapai 3.000 hektare dengan total produksi 48 ribu ton per tahun, pada saat-saat normal.
Namun disaat terjadi anomali ikllim sekarang ini produksi kentang di Gunung Bromo Tosari hanya mencapai 39 ribu ton.
Penurunan produktivitas diramalkan juga akan menimpa komoditas mangga, serta apel. Sebab saat-saat dua komoditastersbut sedang berbunga, hujan masih turun sehingga merontokkan bunga.
Ichwan meramalkan, musim mangga yang telah mundur diperkirakan produktivitasnya juga akan menurun.
Produktivitas padi di Pasuruan diramalkan juga akan menurun. Namun Ichwan memperkirakan penurunan produktivitasnya tidak terlalu besar. Produksi padi di Kabupaten Pasuruan tahun 2010 diperkirakan akan turun jika dibanding dengan tahun 2009 lalu.
Sebab pada tahun 2009 lalu produksi padi di Kabupaten Pasuruan yang meningkat tajam sekitar 16,43 persen, pada tahun 2010 juga masih akan meningkat, tapi hanya sekitar 5 persen.
Ichwan menyebutkan, Pemerintah Kabupaten Pasuruan yang telah mendapat dukungan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mengambil langkah-langkah penyelamatan produksi dalam menghadapi anomali iklim tersebut.
Ichwan mengatakan, anomali iklim yang membuat sepanjang musim kemarau lembab akan berdampak munculnya berbagai hama dan penhyakit. Untuk memotong siklus hama dan penyakit, kata ichwan, Pemerintah Kabupaten Pasuruan telah menyediakan berbagai obat-obatan pertanian.
Disebutkan, obat-obatan untuk hama tikus, tunggro, serta wereng coklat, kini telah tersedia sekitardua mobil pikab senilai Rp 50 juta bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Bagi petani yang tanaman padinyarusdak terendam banjir juga akan mendapatkan bantuaan bibit masing-masing 50 kg untuk padi lokal, atau 15 kg untuk bibit padi hibrida per hektarenya.
Disebutkan, dari total lahan padi di Kabupaten Pasuruan sekitar 39 hektare, yang rusak akibat banjir sekitar 1.000 hektare. Seluas 800 hektare akan mendapat bantuan bibit gratis, sedangkan yang seluas 20 hektar akan mendapat bantuan dari program sekolah lapang pengelolaan tanaman secara terpadu. (MSW/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010