Menurut Aminulatif Ikob, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Bahasa Sumatera Selatan (Sumsel), di Palembang, Kamis, sarasehan itu untuk mengingat jasa tokoh pendidikan Amran Halim (alm), guru besar bidang pendidikan dan ahli bidang bahasa yang telah dikenal secara nasional.
Dalam kegiatan tersebut, pihaknya akan menghadirkan pembicara yang berkompeten di bidang bahasa, sastra dan seni.
Aminulatif menjelaskan, acara ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas bagi segenap pelajar dan juga pengajar, serta mereka yang bergelut di bidang bahasa sastra dan seni itu sendiri.
"Peserta yang turut hadir dalam acara itu yang kami undang adalah para siswa, mahasiswa, guru, dosen dan sastrawan serta keluarga almarhum maupun pemerhati bahasa dan sastra," ujar dia.
Dia berharap, dengan sarasehan yang bertemakan "Mengenang Prof Amran Harun" dapat memicu bagi siswa maupun para guru dalam menekuni bahasa dan sastra, sehingga melekat di dalam kehidupan masyarakat.
Ia menyebutkan, sarasehan itu akan dilaksanakan pada Senin (2/8) mendatang di Gedung Kesenian Galeri Cipta Dewan Kesenian Sumsel, tepatnya di Kompleks Taman Budaya Jakabaring, Palembang.
Prof Dr Amran Halim (1929-2009) merupakan penggagas Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), dan pernah menjabat Kepala Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (kini Pusat Bahasa) serta merupakan seorang tokoh bahasa Indonesia.
Almarhum yang dilahirkan di Pasar Talo, Bengkulu, 25 Agustus 1929, dan wafat diusia 79 tahun, di Palembang, Sabtu 13 Juni 2009 ini, semasa hidupnya juga pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Sriwijaya.
Amran Halim adalah orang yang berjasa besar dalam pengembangan Bahasa Indonesia.
Saat pemerintah menetapkan ejaan resmi Bahasa Indonesia yang diberi nama EYD berdasarkan Keputusan Presiden No.67 Tahun 1972, kemudian Menteri Pendidikan dan Kebudayaan waktu itu Sjarif Thajeb membentuk Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia dengan ketua Amran Halim.
Amran Halim yang hingga akhir hayatnya masih aktif di sejumlah organisasi di Sumsel, seperti menjabat Ketua Dewan Pertimbangan Pendidikan Daerah Sumsel, Dewan Kesenian Sumsel, dan kegiatan kepramukaan, semasa muda pernah bergabung dalam tentara pelajar.
Atas perjuangannya tersebut pemerintah menganugerahkan bintang gerilya.
Ia pun berhak untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Ksatria Siguntang, Palembang.(*)
(ANT-146/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010