Program -program tersebut yaitu Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), kebijakan harga gas, program hilirisasi mineral, dan program pengembangan kawasan industriJakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita optimistis bahwa penghematan impor sebesar 35 persen atau senilai Rp152,83 triliun dari potensi impor pada 2019 sebesar Rp434 triliun dapat tercapai.
Hal tersebut lantaran Kemenperin menghelat Program Substitusi Impor sebesar 35 persen hingga 2022.
“Perlu kami sampaikan bahwa pada tahun 2020 kami menargetkan sekitar 14 persen nilai substitusi impor dan tercapai sekitar 17 persen. Kami akan kawal terus dan diharapkan pada akhir tahun 2022 dapat tercapai 35 persen. Jadi, kami optimistis,” ujar Menperin.
Untuk itu, Kemenperin melancarkan beberapa langkah untuk mewujudkannya, di antaranya adalah penurunan Impor melalui substitusi impor dan peningkatan utilisasi sektor industri.
Kemudian, terdapat langkah-langkah untuk mengakselerasi program substitusi impor dan mendorong akselerasi pertumbuhan industri pada 2021 yang akan diimplementasikan ke dalam kebijakan/program untuk dapat dilaksanakan pada 2021.
Program -program tersebut yaitu Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN), kebijakan harga gas, program hilirisasi mineral, dan program pengembangan kawasan industri.
Selain itu, program pengembangan digital capability center, program pengembangan vokasi industri, program pengembangan Industri Kecil Menengah (IKM), dan program Bangga Buatan Indonesia (BBI).
Baca juga: Menristek: Lahirkan inovasi baru untuk substitusi impor
Baca juga: Menperin petakan sektor industri yang dibidik untuk substitusi impor
Baca juga: Perkuat "triple helix" dorong riset substitusi impor, sebut Menristek
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021