Kinerja ekonomi pada triwulan I 2021 mengindikasikan tren pemulihan yang solid dan optimisme ekonomi pascapandemi.
Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I-2021 yang realisasinya minus 0,74 persen (yoy) mengindikasikan ada tren pemulihan yang solid.
“Kinerja ekonomi pada triwulan I 2021 mengindikasikan tren pemulihan yang solid dan optimisme ekonomi pascapandemi,” katanya di Jakarta, Rabu.
Febrio menuturkan angka penambahan kasus positif COVID-19 di Indonesia harus terus dijaga dalam kondisi menurun agar pemulihan ekonomi dapat semakin terakselerasi dengan baik.
Baca juga: BPS catat ekonomi triwulan I-2021 terkontraksi 0,74 persen
Tak hanya itu, Febrio menuturkan pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) dengan anggaran Rp699,43 triliun juga harus terus diperkuat dan semakin terarah untuk mendukung dunia usaha dalam menciptakan lapangan pekerjaan.
Hingga 30 April 2021 program PEN sudah terealisasi sebesar Rp155,63 triliun atau 22,3 persen dari pagu anggaran yang mencakup program perlindungan sosial Rp49,07 triliun atau sekitar 32,7 persen dari pagu.
Sementara itu, dukungan kepada UMKM dan korporasi serta insentif usaha masing-masing telah terealisasi sebesar Rp40,23 triliun atau 20,8 persen dari pagu dan Rp26,20 triliun atau 46,2 persen dari pagu.
“Kewaspadaan dan langkah antisipatif harus dijaga mengingat pandemi belum sepenuhnya usai,” ujarnya.
Ia mengingatkan kasus COVID-19 di India yang mencatat rekor tertinggi hingga mencapai 400 ribu kasus per hari harus menjadi pelajaran berharga untuk Indonesia.
Baca juga: Stafsus Presiden: Pertumbuhan ekonomi kuartal II,III, IV akan positif
Oleh sebab itu, ia menegaskan upaya pembukaan aktivitas ekonomi perlu dilaksanakan secara lebih hati-hati dan tetap memperhatikan disiplin terhadap protokol kesehatan.
“Pemerintah secara konsisten memperkuat langkah pemulihan ekonomi melalui faktor yang menjadi game changer melalui penanganan pandemi, dukungan kepada sektor riil, dan kebijakan reformasi struktural,” jelasnya.
Ia memastikan pemerintah akan terus memprioritaskan penanganan di bidang kesehatan untuk mengatasi sumber guncangan kontraksi ekonomi melalui program vaksinasi gratis bagi sekitar 181,5 juta orang yang diharapkan mampu mencapai herd immunity pada awal 2022.
“Pemerintah meyakini bahwa kinerja pertumbuhan ekonomi diprediksi akan kembali pada zona pertumbuhan positif sejak triwulan II 2021,” tegasnya.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021