Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di pasar spot antarbank Jakarta pada Kamis sore masih berada dibawah angka Rp9.000 per dolar, karena kuatnya aksi beli rupiah oleh pelaku pasar, meski Bank Indonesia (BI) masih tetap berada di pasar.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat lima poin menjadi Rp8.995-Rp9.010 dari hari sebelumnya Rp9.000-Rp9.010 per dolar.

Direktur Currency Management Group, Farial Anwar, di Jakarta, mengatakan, kuatnya aksi beli rupiah oleh pelaku pasar khususnya asing mengakibatkan Bank Indonesia (BI) membiarkan mata uang Indonesia berada di bawah angka Rp9.000 per dolar.

BI kemungkinan akan membiarkan untuk sementara kemudian kembali melakukan intervensi agar rupiah tetap berada di atas Rp9.000 per dolar, katanya.

Kenaikan rupiah hingga dibawah Rp9.000 per dolar, menurut dia, relatif kecil hanya 0,1 persen saja, namun posisi rupiah dilevel it dikhawatirkan akan terus menguat.

Karena itu, posisi rupiah dibawah Rp9.000 per dolar kemungkinan tidak akan bertahan lama, ujarnya.

Kenaikan rupiah, menurut dia saat ini karena masih didukung oleh hot money asing sambil menunggu laporan Badan Pusat Statistik (BPS) mengenai laju inflasi Juli 2010.

Laju inflasi Juli 2010 merupakan patokan bagi asing untuk kembali meningkatkan investasinya di pasar uang, apabila inflasi Juli naik tajam, kata Farial Anwar .

Kalau laju inflasi naiknya relatif kecil, menurut dia, maka BI tetap mempertahankan suku bunga acuan pada level 6,5 persen.

Ia mengatakan, rupiah selama dua bulan berada dalam posisi yang ketat berkisar Rp9.020 sampai Rp9.050 per dolar, karena belum adanya faktor kuat yang mendorong rupiah menguat.

Namun adanya laporan bahwa kawasan Asia merupakan faktor pendorong pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan Jepang mendorong pelaku asing makin aktif menginvestasikan dananya di pasar domestik, ucapnya.
(T.H-CS/A011/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010