Diproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II, III dan IV tahun ini berada di zona positif. Alhasil, ekonomi Indonesia tahun 2021 secara akumulasi, akan tumbuh positif dibandingkan tahun 2020 lalu
Jakarta (ANTARA) - Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta memproyeksikan pertumbuhan ekonomi domestik di kuartal II, III dan IV pada tahun ini akan berbalik ke zona positif, setelah sejak kuartal II 2020 berada pada level negatif.
“Diproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II, III dan IV tahun ini berada di zona positif. Alhasil, ekonomi Indonesia tahun 2021 secara akumulasi, akan tumbuh positif dibandingkan tahun 2020 lalu,” kata Arif saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Pada Rabu ini, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal I-2021 masih mengalami kontraksi 0,74 persen secara tahunan (year on year/yoy). Menurut Arif, meskipun masih terkontraksi, tren kegiatan ekonomi sudah di zona positif, mengingat level kontraksi terus mengecil sejak kuartal II 2020 yang sebesar -5,32 persen (yoy), kuartal III 2020 yang sebesar -3,49 persen (yoy), dan kuartal IV 2020 yang sebesar -2,19 persen (yoy).
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun, kata Arif, optimistis perekonomian Indonesia akan kembali tumbuh positif pada kuartal II dan kuartal berikutnya di tahun ini.
Untuk memastikan pemulihan ekonomi tercapai, kata Arif, penanganan pandemi COVID-19 harus dilakukan sesuai protokol kesehatan untuk mempertahankan tren penurunan kasus aktif COVID-19.
Protokol kesehatan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan tidak boleh diabaikan.
“Jangan mudik, belanja lebih baik secara online,” ujarnya.
Pemerintah, ujar Arif, juga akan terus meningkatkan realisasi vakinasi COVID-19.
“Presiden juga sudah meminta kepala daerah benar-benar mampu meningkatkan investasi swasta di daerahnya agar lapangan kerja ikut tercipta,” ujarnya.
Dengan kerjasama yang solid dari berbagai pihak tersebut, ujar Arif, maka konsumsi masyarakat dapat tumbuh tinggi tanpa kembali terganggu dengan pengetatan pembatasan sosial. Begitu juga dengan pembangunan yang akan terus berjalan dan mendatangkan investasi.
Selain itu belanja pemerintah juga akan ekspansif melalui berbagai program Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang pada 2021 ini mencapai Rp699,43 triliun. Dengan begitu, kata Arif, target pertumbuhan ekonomi positif pada kuartal II-2021 dapat kita capai.
Di sisi lain, Arif mengharapkan faktor eksternal juga dapat mendorong penguatan ekonomi Indonesia.
“Beberapa negara mitra dagang utama Indonesia seperti China, pertumbuhan ekonominya 18,3 persen, Amerika Serikat sebesar 0,4 persen, dan Singapura sebesar 0,2 persen sudah memasuki fase pertumbuhan positif. Ini diyakini bisa memperkuat permintaan ekspor Indonesia ke negara-negara tersebut,” ujarnya.
Namun, Arif juga mengingatkan mitra dagang lain seperti India justru mengalami pemburukan dalam kasus pandemi COVID-19 sehingga bisa mempengaruhi perdagangannya dengan Indonesia.
“Negara-negara utama di Uni Eropa juga masih mengalami pertumbuhan yang negatif. Sehingga pemerintah masih mencermati perkembangan dan melakukan langkah-langkah antisipasi yang diperlukan,” ujarnya.
Baca juga: Stafsus Presiden: PDB kuartal I tunjukkan ekonomi mampu bertahan
Baca juga: BPS catat ekonomi triwulan I-2021 terkontraksi 0,74 persen
Baca juga: Kadin Indonesia perkirakan tahun 2021 ekonomi Indonesia tumbuh positif
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021