Kalau dibandingkan triwulan sebelumnya, ini menunjukkan perbaikan signifikan. Kontraksi 0,74 persen menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi semakin nyata.

Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat perekonomian Indonesia masih tumbuh negatif atau mengalami kontraksi 0,74 sebesar persen (yoy) pada triwulan I-2021.

"Pertumbuhan ekonomi triwulan I-2021 masih terkontraksi sebesar 0,74 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Rabu.

Ia memaparkan pertumbuhan ini mulai memperlihatkan perbaikan karena ada tren yang menanjak sejak ekonomi triwulan II-2020 terkontraksi 5,32 persen.

"Kalau dibandingkan triwulan sebelumnya, ini menunjukkan perbaikan signifikan. Kontraksi 0,74 persen menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi semakin nyata," katanya.

Baca juga: Survei: Tren persepsi kondisi ekonomi setahun terakhir membaik

Sementara itu, pencatatan pada triwulan I-2021 ini sedikit di luar dari proyeksi pemerintah sebelumnya yaitu tumbuh negatif pada kisaran 0,5 persen-0,3 persen.

Meski terkontraksi, tanda-tanda pemulihan ekonomi sudah terlihat pada triwulan I-2021 seperti membaiknya Indeks Penjualan Ritel, Indeks Keyakinan Konsumen maupun PMI Manufaktur.

Kemudian, penjualan mobil, konsumsi listrik dan produksi semen yang meningkat juga memberikan adanya sinyal positif pemulihan ekonomi Indonesia.

Pemerintah mengharapkan kinerja perekonomian Indonesia terus meningkat dan tumbuh tinggi pada kisaran 4,5 persen-5,3 persen pada akhir 2021.

Namun, untuk mencapai angka tersebut, perekonomian pada triwulan II-2021 harus mulai tumbuh positif pada kisaran 6,9 persen-7,8 persen.

Baca juga: Presiden: Pertumbuhan ekonomi harus jadi mesin pemerataan pembangunan

Pemerintah menyakini capaian tersebut dapat tercapai melalui program stimulus APBN, percepatan program vaksinasi dan pelaksanaan protokol kesehatan secara konsisten.

Selain itu, pemerintah akan mendorong penguatan industri lokal di berbagai sektor strategis utama seperti kelapa sawit, kimia, alumunium, elektronik dan alas kaki untuk memperkuat perekonomian.

Sebelumnya, BPS mencatat perekonomian Indonesia secara kumulatif mengalami perlambatan dan terkontraksi sebesar 2,07 persen (yoy) pada 2020.

Perekonomian Indonesia sudah memperlihatkan adanya tanda-tanda terimbas pandemi COVID-19 setelah pada triwulan I-2020 hanya tumbuh 2,97 persen.

Padahal, dalam kondisi normal, biasanya perekonomian Indonesia pada triwulan I tercatat rata-rata berada pada kisaran 5 persen (yoy).


Pewarta: Satyagraha
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2021