Bojonegoro (ANTARA News) - Dalang wayang Thengul Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), lebih laku ditanggap masyarakat, dibandingkan dengan dalang wayang kulit.
"Dari data yang ada pertunjukan wayang thengul lebih diminati masyarakat, tidak hanya di Bojonegoro juga luar daerah," kata Kepala Bidang Pelestarian Nilai Budaya dan Sejarah Dinas Pariwisata Bojonegoro, Saptatik, Kamis.
Dia memberikan gambaran, pada bulan Juni lalu dari 18 dalang wayang thengul di Bojonegoro, melapor mengelar pertunjukan sebanyak 14 kali. Baik pergelaran di Bojonegoro, juga luar daerah seperti Lamongan,Nganjuk, Jombang dan Jakarta."Bahkan, ada seorang dalang wayang thengul Bojonegoro yang diminta main di Kalimantan,"ungkapnya.
Sementara itu, dari 38 dalang wayang kulit di Bojonegoro, pada Juni hanya mengelar pertunjukkan delapan kali.Menurut Saptatik, masyarakat lebih senang dengan pertunjukkan wayang thengul, sebab biaya menanggap lebih murah dibandingkan dengan wayang kulit. Sebuah pertunjukan wayang thengul. biayanya berkisar Rp7 juta sekali pertunjukan. Sedangkan wayang kulit sekali pertunjukan biaya membayar dalang juga keperluan lainnya bisa mencapai Rp10 juta.
Di lain pihak, lanjutnya, pertunjukan wayang thengul lebih komunikatif dibandingkan dengan wayang kulit. Dalam pertunjukan wayang thengul, penonton bisa terlibat dengan memesan tembang, termasuk bisa ikut menari ketika acara "geyeran" atau menari dan tembang."Penonton bisa memesan tembang kesukaannya kepada pesinden sekaligus bisa ikut menari," tandasnya.
Dia menjelaskan, jumlah dalang wayang kulit dan dalang wayang thengul di Bojonegoro, jumlahnya masih tetap tidak ada perubahan dalam tiga tahun terakhir. Untuk dalang wayang kulit 38 dalang, wayang thengul 18 dalang dan wayang krucil tiga dalang, di antaranya ada dua dalang yang masih berusia muda. Mereka, Rian (26) alumnus Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Solo, Jateng dan Bayu Setiatmaja (25)."Munculnya dalang muda itu, membuktikan generasi penerus dalang wayang kulit dan thengul tidak mati," jelasnya.
Selain itu, seorang dalang wayang thengul senior, Mardji Martodeglek, selalu berkeliling dari kampung ke kampung untuk menggelar pertunjukan wayang thengul dengan cara mengamen. (ANT/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010