Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah minta Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) kendaraan bermotor membantu peningkatan mutu sekolah menengah kejuruan (SMK) dalam menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil dalam industri otomotif nasional.
"Peran aktif ATPM sangat penting (dalam mendukung peningkatan mutu SMK)," kata Direktur Pembinaan SMK, Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendiknas Dr Joko Sutrisno, pada diskusi "Toyota Technical Education Program" (T-TEP) di sela-sela Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) di Jakarta, Rabu.
Karena itu, lanjut dia, Kementerian Pendidikan Nasional mendukung kemitraan SMK dengan pelaku industri otomotif nasional, seperti kegiatan T-TEP yang diselenggarakan PT Toyota Astra Motor (TAM). Kegiatan itu, menurut dia, telah mampu meningkatan mutu lulusan SMK.
"Karena itu kami ingin program sejenis dengan T-TEP ini bisa berkembang lebih luas dengan melibatkan lebih banyak pelaku industri otomotif lainnya," ujar Joko.
Sementara itu Direktur Pemasaran TAM Joko Trisanyoto menjelaskan, TAM telah mengembangkan T-TEP sejak 1991. Kegiatan itu, kata dia, merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial (CSR) Toyota di bidang pendidikan dan peningkatan mutu sumber daya manusia (SDM).
Sampai saat ini, lanjut Joko Trisanyoto, sedikitnya sudah 57 SMK yang ikut dalam program T-TEP dan sub T-TEP. Melalui program ini TAM tidak hanya memberikan bantuan dalam bentuk alat peraga, tapi juga dalam penyelerasan kurikulum.
"Pada prinsipnya T-TEP aadalah bagian dari kontribusi Toyota dalam mendukung program `link and match` yang menjadi inti pendidikan kejuruan. Oleh karena itu bantuan melalui T-TEP tidak sebatas alat peraga tapi juga dukungan fasilitas pengajaran, pelatihan, dan penyerapan tenaga kerja," ujarnya.
Dalam penyelenggaraan T-TEP, kata Joko Trisanyoto, TAM memiliki sekolah-sekolah yang dianggap siap berdasarkan serangkaian kriteria untuk mengimplementasikan program itu. Untuk itu, pihaknya melakukan koordinasi dengan Kementerian Pendidikan.
Melalui T-TEP, TAM memberi fasilitas peralatan seperti alat-alat peraga dan piranti lunak seperti penyesuaian kurikulum sekolah dengan kurikulum Toyota, pelatihan untuk guru, serta kesempatan OJT ("on job training") di dealer resmi Toyota.
"Beberapa SMK telah memenuhi persyaratan untuk direkomendasikan menjadi T-TEP, namun perlu langkah-langkah untuk melengkapi sarana dan prasarana agar dapat menjalankan program T-TEP dengan baik," katanya.
Untuk mendukung program T-TEP tahun ini, beberapa waktu lalu TAM kembali menyerahkan sejumlah alat peraga pendidikan dan komputer untuk tujuh SMK di Jawa Tengah (Jateng) termasuk satu unit Toyota Avanza untuk SMK Negeri 7 Semarang.
Tujuh SMK di Jawa Tengah itu termasuk dalam 51 sekolah binaan Toyota di seluruh Indonesia melalui program Sub T-TEP. Dari sekolah-sekolah tersebut, selama 4 (empat) tahun terakhir telah tercatat 70 siswa lulusannya menjadi tenaga kerja di jaringan Toyota di Jawa Tengah.
Selain T-TEP, di bidang pendidikan TAM juga menyelenggarakan kegiatan tahunan Toyota Eco Youth (TEY), yaitu kompetisi proyek lingkungan hidup antar SMA/SMK dalam skala nasional.
Toyota juga melalui program Beasiswa Yayasan Toyota Astra juga, sejak 1976 telah memberikan beasiswa kepada lebih dari 4.000 orang tiap tahunnya. Untuk wilayah Jawa Tengah, hingga saat ini, terhitung lebih dari 10 ribu siswa/mahasiswa terpilih menjadi penerima beasiswa. (R016/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010