kita ingin pesantren ini memiliki sumber daya ekonomi yang bisa menopang setidaknya operasional pesantrenJakarta (ANTARA) - Kementerian Agama menetapkan sembilan pesantren sebagai percontohan pesantren mandiri secara ekonomi lewat unit-unit usaha yang dikembangkan dengan tujuan utama penguatan pendidikan dan dakwah.
Penetapan sembilan percontohan pesantren mandiri ini dilakukan sebagai terjemahan dari Peta Jalan Kemandirian Pesantren yang dirumuskan Kementerian Agama.
"Tentu kita ingin santri ini tidak tergantung dengan pihak lain. Jadi kita ingin pesantren ini memiliki sumber daya ekonomi yang bisa menopang setidaknya operasional pesantren," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam sambutannya di acara peresmian Peta Jalan Kemandirian Pesantren di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Hebirten-BI dirikan pusat distribusi di ponpes wilayah Jatim
Sembilan pesantren yang menjadi percontohan itu yakni Pondok Pesantren Asadiyah di Kalimantan Utara, Nahdlatul Ulum di Sulawesi Selatan, Dayah Darul Atiiq di Aceh, Qamarul Hida di NTB, Al Imdad di Bantul, Attahdzib di Jombang, Tarbiyatul Banin di Cirebon, Al Amon di Riau, dan Raudlatul Mubtadiin di Jepara.
Kesembilannya memiliki keunggulan unit usaha masing-masing. Tidak hanya di bidang pertanian termasuk maritim hingga permesinan. Nantinya, kemandirian pesantren ini akan diikuti oleh pesantren-pesantren lain.
Yaqut ingin pesantren ini berkolaborasi dengan pihak ketiga dalam mengembangkan unit usaha sesuai dengan nilai yang dibutuhkan masing-masing. Termasuk pesantren harus masuk memenuhi ruang-ruang digital dalam basis pengembangan usaha.
Baca juga: FSGI dorong Kemenag pastikan infrastruktur prokes di pondok pesantren
"Kita akan dorong dengan skema-skema ekonomi. Ada beberapa skema yang kita munculkan dari potensi yang ada di pesantren itu sendiri dan atau dengan pihak ketiga, dengan perusahaan tertentu," katanya.
Di samping itu, Yaqut ingin agar pesantren bisa menjadi penggerak ekosistem di lingkungan sekitar. Pesantren mesti melibatkan masyarakat sehingga sama-sama berdaya dalam hal ekonomi.
"Syukur-syukur kalau bisa dikembangkan menjadi sebuah ekosistem bersama masyarakat sekitarnya. Karena kita tahu pesantren itu selalu hadir dan berada di tengah-tengah masyarakat. Jadi pemberdayaan pesantren sebenarnya sekaligus pemberdayaan masyarakat di sekitar pesantren. Itu yang kita harapkan dari 'launching' kita hari ini," kata dia.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Muhammad Ali Ramdhani mengatakan ada empat tujuan dalam Peta Jalan Kemandirian Pesantren yakni penguatan fungsi pesantren dalam menghasilkan insan-insan yang unggul di dalam Ilmu agama, keterampilan kerja dan ilmu usaha.
Baca juga: Kemenag terjunkan tim mitigasi COVID-19 di pesantren
Kedua, penguatan pondok pesantren dalam mengelola unit bisnis sebagai sumber daya ekonomi. Ketiga, penguatan pesantren dalam menjalankan fungsi pemberdayaan masyarakat. Keempat, penguatan peran Kementerian Agama dalam mewujudkan kemandirian pesantren
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita semakin mengokohkan pesantren sebagai lembaga pendidikan, lembaga dakwah, dan termasuk di dalamnya adalah kemandirian masyarakat," kata dia.
Baca juga: Kemenag sepakat Bantuan Operasional Pesantren terus berlanjut
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021