"Dalam menetapkan awal Ramadhan, NU menggunakan metode rukyat," kata Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj di Padang, Rabu.
Menurut Said, metode ini mengacu pada hadist yang mengatakan berpuasalah kamu setelah melihat bulan.
Namun, saat ini NU belum bisa memutuskan kapan awal Ramadhan, karena harus menunggu hasil rukyat yang akan dilakukan di beberapa wilayah Indonesia.
Menurut dia, jika mengunakan metode hisab (perhitungan matematis) di antara warga NU ada yang sangat menguasai ilmunya, namun NU tetap akan mengacu kepada hasil rukyat.
Ketika ditanyakan apakah akan bersamaan dengan hasil perhitungan yang dilakukan Muhammadiyah, Said menanggapi, tentu keputusan pastinya akan menunggu hasil rukyat.
Sementara itu, Muhammadiyah sudah mengeluarkan awal Ramadhan jatuh pada 11 Agustus 2010.
Metode rukyat dengan hisab berbeda cara dalam menetapkan awal bulan dalam kalender Hijriyah.
Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan.
Rukyat adalah aktivitas mengamati bulan dengan kasat mata atau menggunakan alat setelah terjadinya ijtimak (konjungsi).
Khusus di Sumbar, ada sebagian umat muslim yang menjatuhkan awal Ramadhan dua-tiga harilebih awal dari ketetapan pemerintah. Mereka adalah pengikut tarekat Naqshabandiyah.(*)
(ANT-207/S005/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010