Surabaya (ANTARA News) - RSUD dr Soetomo Surabaya membantu pengungkapan penyebab kematian wartawan senior SKH Kompas Biro Kalimantan, H Muhammad Syaifullah (43), yang ditemukan tewas di rumahnya di Balikpapan (26/7).
"Ya, sampel organ korban sudah diterima staf RSUD dr Soetomo Surabaya, tapi saya masih menguji disertasi mahasiswa kami," kata pakar forensik RSUD dr Soetomo, Prof Dr Med dr H Moch Soekry Erfan SpF DFM, kepada ANTARA di Surabaya, Rabu.
Menurutnya, sampel korban diuji pada dua lembaga yakni di Instalasi Kedokteran Forensik RSUD dr Soetomo dan Laboratorium Forensik (Labfor) Polri Cabang Surabaya di Mapolda Jatim.
"Tim Labfor Polri meneliti kadar toksin (racun) di dalamnya, kemudian kami akan menguji secara patologi. Paling tidak, kami membutuhkan waktu seminggu, karena sampel perlu diiris, dipotong, dan dimasukkan preparat," katanya.
Ahli forensik yang pernah terlibat dalam pengungkapan kasus Bom Bali itu memperkirakan hasil uji forensik paling cepat diketahui dalam waktu lima hari, sampai seminggu.
Almarhum ditemukan meninggal di ruang tengah rumahnya di Komplek Balikpapan Baru Nomor 8 Blok S-2, Balikpapan dengan mulut berbusa.
Almarhum meninggalkan istri, Isnaniah Sri Rohmani, dan dua orang putri yaitu Dilla dan Naza. Dilla siswa kelas satu SMP, sedangkan Naza baru masuk SD.
Selama ini, istri dan anak-anaknya tinggal di Banjarmasin, sedangkan almarhum tinggal sendirian di Balikpapan.
Almarhum ditemukan meninggal oleh Wahyu Hidayat dan Tri Widodo, dua sahabatnya, dalam kondisi terbaring dengan posisi telentang depan televisi dengan hanya mengenakan sarung tanpa baju.
Tangan kanan almarhum memegang remote televisi, namun TV-nya sendiri tak menyala.
Dekat tubuh almarhum yang dilaporkan menderita hipertensi dan jantung itu ditemukan obat sakit kepala dan gelas bekas limun. (*)
ANT/AR09
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010