Suku bunga dasar kredit untuk jenis konsumsi, KPR, maupun non KPR, serta korporasi sudah mulai menukik di dua bulan terakhir. Artinya ini adalah karena memang dampak dari pada transparansi SBDK perbankan kepada publik

JAKARTA (ANTARA) - Kebijakan Bank Indonesia untuk meminta perbankan melakukan transparansi atas suku bunga kredit memberikan sentimen positif kepada bank-bank untuk menurunkan suku bunga dasar kredit (SBDK).

“Bank Indonesia memberikan informasi suku bunga dasar kredit kepada publik dan kemudian memberikan sentimen kepada perbankan secara positif untuk kemudian terus menurunkan suku bunga dasar kreditnya,” ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Dody Budi Waluyo dalam diskusi daring di Jakarta, Selasa.

Dody mengatakan melalui transparansi SBDK, ikut mendorong sentimen penurunan berbagai jenis kredit dengan cepat bahkan hanya dalam waktu dua bulan saja.

“Kalau kita lihat dari sisi suku bunga, antara suku bunga dasar kredit dengan policy rate kita sudah sudah turun dengan selisih hanya di kisaran 3,9 persen dari sebelumnya di kisaran 4,2 persen sampai 4,5 persen. Artinya, dalam waktu dua bulan saja suku bunga dasar kredit perbankan sudah diturunkan,” kata Dody.

Ia menjelaskan sebelum kebijakan transparansi, penurunan SBDK cenderung terbatas hanya sebesar 83 bps ke level 9,70 persen selama 2020. Padahal sepanjang 2020 hingga awal 2021, Bank Indonesia telah memangkas suku bunga acuan sebanyak 150 basis poin (bps) hingga ke level 3,50 persen.

Melalui penurunan SBDK tersebut, lanjut dia, memberikan selisih terhadap suku bunga deposito yang tadinya di kisaran 10 persen, kini bertahap turun menjadi sekitar 9 persen.

Di pasar uang, longgarnya likuiditas dan penurunan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 150 bps sejak 2020 mendorong rendahnya rata-rata suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) overnight sebesar 3,04 persen. Sedangkan di sektor perbankan, SBDK per Februari 2021 sebesar 171 bps (yoy).

Dengan adanya transparansi SBDK oleh perbankan, Bank Indonesia berharap debitur, pelaku usaha maupun korporasi bisa memulai kembali untuk melakukan pinjaman.

“Suku bunga dasar kredit untuk jenis konsumsi, KPR, maupun non KPR, serta korporasi sudah mulai menukik di dua bulan terakhir. Artinya ini adalah karena memang dampak dari pada transparansi SBDK perbankan kepada publik,” jelasnya.

Baca juga: Suku bunga KPR turun, harga properti di wilayah satelit Jakarta relatif stabil
Baca juga: CORE sebut BI tak ada ruang turunkan suku bunga acuan
Baca juga: Bank Mandiri turunkan suku bunga kredit bantu pemulihan ekonomi

Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021