Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta, Rabu siang, menguat tipis dan mendekati 9.000 per dolar AS, setelah pada hari sebelumnya melemah.

Hingga paruh waktu perdagangan, rupiah berada pada 9.010/9.020 per dolar AS, naik 2 poin dibanding posisi penutupan hari sebelumnya 9.012/9.022.

Analis PT Bank Himpunan Saudara Tbk Rully Nova mengatakan, pelaku pasar yang semula melepas rupiah kembali memburu mata uang Indonesia, meski aksi beli terjadi menjelang penutupan sesi pertama.

Pembelian rupiah oleh pelaku yang melambat itu karena pelaku pasar masih hati-hati untuk membeli rupiah, setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada siang hari tetap menguat, katanya.

Posisi rupiah, menurut dia, saat ini dinilai cukup aman dan stabil, meski peluang untuk menguat masih tinggi tetap besar.

"Kami memperkirakan rupiah akan dapat dibawah angka 9.000 per dolar, namun di posisi rupiah kemungkinan tidak bertahan lama," ujarnya.

Faktor utama yang memicu rupiah menguat, lanjut dia, karena aksi beli pelaku pasar terhadap saham cenderung meningkat mendorong pasar uang menjadi positif, meski kenaikan relatif kecil.

"Kami memperkirakan rupiah pada sore nanti akan menguat mendekati angka 9.000 per dolar, " ucapnya.

Menurut dia, peluang rupiah untuk naik hingga dibawah level 9.000 per dolar makin besar, setelah Bank Indonesia akan mendorong perbankan meningkatkan penyaluran kredit dengan akan dikeluarkan aturan Giro Wajib Minimum yang dikaitkan dengan rasio kecukupan modal (Loan to Deposito Ratio/DLR).

Bank yang LDR yang berkisar 75 sampai 105 persen akan dikenakan finalti, karena kurang aktif menyalurkan kreditnya, katanya.

(H-CS/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010