Semarapura (ANTARA News) - Pura Khayangan Jagat Dasra Bhuana, Desa Gelgel, Kabupaten Klungkung, Bali, yang merupakan warisan pemerintahan Raja Waturenggong kini dalam kondisi rusak.

"Pura ini memiliki konsep pemersatu dari berbagai klan di Bali ini mengalami banyak kerusakan, diantaranya sejumlah pelinggih dan ornamennnya," kata salah satu tokoh desa pekraman Gelgel, AA Gde Bagus di Semarapura, Rabu.

Pura itu, katanya, juga sudah banyak yang keropos, termasuk pemedal pura sungsungan jagat tersebut. Sejumlah ornamen yang ada di atas candi kurung pura sudah tampak keropos.

"Demikian pula tembok penyengker sudah kelihatan retak-retak. Selaian itu, beberapa bangunan lama seperti bale pesandekan, bale agung dan beberapa candi bentar di areal pura juga sudah keropos," ujarnya.

Terkait kerusakan ini, dia menyebutkan, desa pekraman Gelgel sudah menggelar rapat untuk membahas soal renovasi pura itu. Rapat tersebut juga melibatkan perwakilan Banjar Pengemong dan Pengeling Pura.

"Saat pertemuan disepakati akan segera dilakukan renovasi, cuma memang belum ditentukan kapan waktunya untuk memperbaiki pura bersejarah ini," ujarnya.

Gung Bagus berharap agar pemerintah ikut bertanggung jawab untuk memperbaiki pura yang memiliki sejarah tinggi ini.

"Pura Goa Lawah kemudian Pura Kentel Gumi sudah dilakukan renovasi oleh Pemerintah Kabupaten Klungkung, kini Pura Dasra Bhuana juga perlu diperhatikan karena secara historis pura ini juga merupakan Pura Khayangan Jagat yang memiliki nilai sangat penting sebagai pura pemersatu," ungkapnya.

Ia menambahkan bukti dan ciri pura itu memiliki konsep pemersatu, terlihat dari beberapa bangunan pelinggih, diantaranya di pura itu dibangun pelinggih padmatiga, pelinggih ratu pande, dan pelinggih para ksatria serta pasek.

"Pura itu dibangun saat kejayaan Kerajaan Suwecapura tepatnya di zaman pemerintahan Raja Waturenggong. Pada zaman Waturenggong itu semua klan di Bali bersatu padu, padahal pada zaman itu di Bali ada berbagai klan," ujarnya.

Diakui Gung Bagus, saat ini pura yang letaknya strategis selalu dibanjiri para pemedek (umat Hindu), terlebih pada hari raya purnama.

"Selain itu saat upacara pemacekan agung, pura itu dipadati pemedek dari seluruh Bali. Sayang perhatian terhadap kondisi pura itu kurang," ujarnya.
(ANT/A024)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010