Seorang fotografer AFP melaporkan, polisi dan aparat keamanan perbatasan Israel menembakkan peluru karet dan gas air mata ke para demonstran Palestina itu.
Para pemuda Palestina membalas aksi aparat keamanan Zionis Israel itu dengan lemparan batu, kata beberapa saksi. Lima pemuda Palestina dilaporkan terluka dan satu orang ditangkap.
Masyarakat Palestina marah dengan rencana Israel meratakan 22 rumah warga Arab guna membuat jalan ke taman arkeologis yang kontroversial itu.
Presiden Palestina Mahmud Abbas telah pun minta Washington agar merintangi pelaksanaan proyek kontroversial tersebut.
Taman yang rencananya dibangun di lingkungan warga Arab di luar tembok Kota Tua ini telah disetujui Dewan Kota Yerusalem Juni lalu.
Langkah Israel ini menuai kecaman banyak pihak di dalam dan luar negeri.
Washington telah memperingatkan bahwa proyek itu akan "merusak kepercayaan" dan dapat menghambat upaya perundingan tidak langsung antara Israel dan Palestina.
Gan Hanelech, nama Yahudi bagi daerah di luar Kota Tua itu, dikenal sebagai Al-Bustan bagi warga setempat yang sebagian besar keturunan Arab.
Berdasarkan rencana itu, 22 rumah warga akan diratakan dengan tanah, sedangkan 66 rumah lainnya dapat dilegalisasikan.
Ke-88 rumah yang terkena proyek itu akan dibongkar karena, menurut otoritas Zionis Israel, dibangun tanpa izin.
Al-Bustan adalah bagian dari daerah yang disebut "Holy Basin" dan dipercaya sebagai tempat Yerusalem kuno pada masa Raja Daud dan Sulaiman.
Tempat itu kini merupakan lingkungan permukiman Arab yang padat di satu bagian kota yang direbut oleh Israel dalam Perang Timur Tengah 1967. Daerah itu kemudian dijadikan Israel bagian dari daerah jajahannya.
Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibukotanya yang "kekal dan tak dapat dibagi", sedangkan Palestina melihat Yerusalem timur sebagai ibukota negara Palestina mereka yang telah dijanjikan.
(S008/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010