PBB (ANTARA News/AFP) - Amerika Serikat (AS) sangat prihatin dengan kondisi keamanan di Darfur, Sudan, yang memburuk.
"Kita diperingatkan dan sangat-sangat prihatin," kata Duta Besar AS untuk PBB Susan Rice kepada pers, Selasa.
Dalam pernyataannya menyusul penjelasan Dewan Keamanan PBB mengenai situasi terkini di kawasan Sudan bagian barat itu, Susan mengatakan, masalah yang ada harus "direspons secara efektif".
Ia mengatakan, sejak dibentuknya pasukan keamanan Misi PBB-Uni Afrika untuk Darfur (UNAMID) tahun 2007, kondisi keamanan Darfur memburuk Mei lalu dimana aksi kekerasan menewaskan 400 warga sipil.
Menanggapi jumlah korban yang relatif besar di "bulan paling mematikan" itu, ia mengatakan, kondisi yang memburuk di Darfur tersebut "tidak bisa diterima dan harus direspons secara efektif".
Dia menyambut baik kondisi UNAMID yang sudah hampir mencapai kekuatan penuh dengan lebih dari 17 ribu tentara dan empat ribu polisi di Darfur.
Namun Susan Rice menekankan bahwa langkah Pemerintah Sudan yang membatasi gerak UNAMID maupun operasionalisasi helikopter UNAMID untuk menunjang misinya, termasuk melindungi warga sipil dan evakuasi pasukan perdamaian UNAMID yang diserang, "sangat tidak bisa diterima dan harus dicegah".
Dubes AS untuk PBB itu meminta Pemerintah Sudan agar memberikan "kebebasan penuh akses dan pergerakan kepada UNAMID dan para pekerja kemanusiaan."
Dalam laporan terbarunya kepada 15 anggota DK-PBB, Sekjen PBB Ban Ki-moon meminta Pemerintah Sudan dan kelompok terbesar pemberontak, Gerakan Keadilan dan Kesetaraan (JEM), segera menghentikan konflik.
Sebaliknya Susan Rice meminta kedua pihak agar mendukung proses perdamaian.
Darfur terus didera perang saudara sejak 2003. Menurut PBB, sedikitnya 300 ribu orang tewas dan 2,7 juta warga lainnya terpaksa mengungsi.
Berbeda dengan PBB, Pemerintah Sudan menyebutkan jumlah korban tewas konflik Darfur hanya mencapai 10 ribu orang. (R013/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010