Dolar AS melemah dan tingkat imbal hasil obligasi AS turun karena dipicu oleh pesimisnya data ISM Manufacturing PMI ASJakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi menguat seiring turunnya data manufaktur Amerika Serikat.
Pada pukul 9.54 WIB, rupiah menguat 16 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp14.434 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.450 per dolar AS.
"Dolar AS melemah dan tingkat imbal hasil obligasi AS turun karena dipicu oleh pesimisnya data ISM Manufacturing PMI AS," tulis Tim Riset Monex Investindo Futures dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun ke level 1,6 persen setelah rilis data PMI Manufaktur AS pada April 2021 tercatat di bawah ekspektasi pasar sebesar 60,7 dan lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 65,7.
Sedangkan indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang lainnya turun ke posisi 90,95.
Pelaku pasar juga mencerna pidato Gubernur The Fed Jerome Powell yang cenderung longgar atau dovish dimana dia mengatakan bahwa meskipun ekonomi AS berkinerja lebih baik namun belum keluar dari masalah.
Selain itu, pelaku pasar mempertimbangkan memburuknya kasus COVID-19 global, khususnya di India.
Selanjutnya pada hari ini pasar akan mencari katalis dari data ekonomi AS seperti neraca perdagangan dan tingkat pesanan pabrik yang dirilis nanti malam pukul 19.30 WIB dan 21.00 WIB.
Pada Senin (3/5) lalu, rupiah ditutup melemah 5 poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.450 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.445 per dolar AS.
Baca juga: IHSG menguat jelang rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal satu
Baca juga: Data ekonomi mengecewakan, dolar jatuh, ethereum di rekor tertinggi
Baca juga: Wall Street bervariasi, indeks Dow dan S&P ditutup lebih tinggi
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021