"Karena jumlah penderita HIV dan AIDS di Rokan Hulu saat ini cukup signifikan, kami mengimbau masyarakat agar waspada terhadap penularan penyakit tersebut", kata Kadis Dinkes Rokan Hulu , Wildan Asfan, HSB, kepada ANTARA, Selasa.
Dia mengatakan, jumlah penderita penyakit menular tersebut sudah mencapai 22 orang, yang terdiri dari 15 penderita AIDS dan 7 orang positif menderita HIV.
"Sebenarnya masih banyak lagi penderita HIV dan AIDS yang tidak terdeteksi, sebab dari jumlah 22 orang yang menderita merupakan kesadaran diri untuk memeriksakan diri di Rumah sakit di Pekanbaru", katanya.
Sebab di wilayah tersebut belum ada tempat khusus klinik Voluntry Counseling and Testing (VCT) untuk memeriksakan diri dan pengobatan terhadap penyakit itu.
Namun kata dia, obat tersebut hanya untuk mencegah perjalanan virus, bukan untuk menyembuhkan, jadi harus mengonsumsi obat tersebut seumur hidup.
Dia mengatakan penanggulangan penyakit tersebut tidak mungkin berhasil tanpa ada dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak, seperti tokoh masyarakat, pemuka agama, tokoh pendidikan serta Komisi Penanggulangan Penyakit HIV dan AIDS.
"Penyakit ini menyangkut masalah prilaku, jadi tidak bisa hanya diserahkan kepada Dinkes, maka kita harapakan kepada seluruh kalangan masyarakat untuk meningkatkan kepedulian terhadap penyakit itu", ujar Wildan.
Direktur Rumah Sakit Umum Derah Pasir Pengaraian, Nyoman Soeartha kepada ANTARA mengatakan, sebenarnya pemeriksaan terhadap penderita HIV dan AIDS sudah bisa dilakukan di RSUD Pasir Pengaraian, namun hanya sekedar pemeriksaan.
"Kita sudah bisa periksa penyakit penyakit itu, namun hanya sekedar untuk pemeriksaan saja", kata Nyoman.
Sementara itu menurut wakil ketua I Komisi Penanggulangan HIV dan AIDS H Jasman Nasution sebenarnya jumlah 22 orang penderita HIV dan AIDS hanya kebetulan berdomisili di Rokan Hulu jadi bukan berarti penyakit itu ditimbulkan dari wilayah tersebut.
"Mereka hanya kebetulan saat ini tinggal di sini, bisa saja mereka sebelumnya menderita penyakit itu dari daerah lain", katanya. (ANT141/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010