Yogyakarta (ANTARA News) - Perpustakaan Nasional melakukan konservasi dan digitalisasi naskah serta foto kuno milik Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang tersimpan di Perpustakaan Hamengku Buwono VII.

"Proses konservasi dan digitalisasi itu memakan waktu dua pekan," kata Kepala Bidang Reprografi Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Sudarti, di Yogyakarta, Selasa.

Ia mengatakan banyak naskah dan foto kuno yang rusak termakan usia, sehingga harus diselamatkan karena naskah dan foto tersebut merupakan warisan yang tidak ternilai harganya.

Menurut dia, naskah-naskah tersebut akan direproduksi dengan cara dipotret menggunakan kamera digital beresolusi tinggi, dan hasilnya akan diserahkan kepada pihak keraton.

Selain itu, kata dia, naskah dan foto tersebut akan dirangkum dalam katalog digital yang dapat diakses melalui internet.

"Pengunjung Perpustakaan Hamengku Buwono VII akan disuguhi naskah dan foto hasil reproduksi yang ditampilkan dalam format digital, sedangkan dokumen aslinya tetap tersimpan, dan akan tahan lama. Perpusnas juga akan membuat katalog digital tentang naskah itu," katanya.

Sudarti mengatakan naskah-naskah yang rusak akan diperbaiki dengan cara ditambal dan diberi sampul. "Sebagian naskah sudah berlubang, jika tulisan aslinya belum hilang, naskah itu kami tambal, tetapi jika sudah hilang, terpaksa kami biarkan, dan hanya dibersihkan serta diberi sampul baru," katanya.

Sebagian besar naskah dan foto tersebut, menurut dia rusak karena faktor usia, dimakan serangga, kesalahan penyimpanan, dan digerogoti jamur.

"Idealnya ruang penyimpanan bersuhu 18 derajat Celcius dengan tingkat kelembaban tertentu. Faktor manusia juga menjadi salah satu penyebab kerusakan. Semakin sering dipegang, semakin rentan pula naskah itu," katanya.

Ia mengatakan banyak pelajaran yang dapat diambil dari naskah-naskah kuno milik Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, salah satunya ajaran kebaikan hidup yang terdapat di Serat Wiwaha.(*)

(ANT-158/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010