Banyuwangi (ANTARA News) - Profesor Doktor Meutia Hatta, anggota Dewan Pertimbangan Presiden ("Watimpres") mengaku sangat prihatim atas kasus video porno yang menimpa Ariel, Luna Maya dan Cu Tari yang hingga kini belum tuntas penanganannya.

Meutia Hatta kepada ANTARA, disela - sela acara kunjungannya ke Banyuwangi, Jatim, Selasa, menjelaskan tidak sepatutnya mereka yang selama ini dikenal sebagai publik figur melakukan perbuatan kurang terpuji karena bisa menjadi preseden buruk bagi anak-anak muda di masa mendatang.

Namun yang disayangkan anggota watimpres bidang pendidikan dan kebudayaan itu, mengapa penanganan kasus video porno tersebut tidak segera tuntas. Bahkan, yang menjadi pemberitaan besar-besaran justru mereka yang sebenarnya korban dari beredarnya vidoe porno itu.

Seharusnya, menurut putri sulung proklamator itu, polisi sebenarnya harus segera menyeret mereka yang menyebarluaskan awal maupun pengungah gambar video porno tersebut.

Bahkan, yang membuat ia tidak habis berpikir mengapa justru banyak masyarakat yang ingin tahun gambar tidak pantas tersebut. "Kan situasi ini sangat memprihatinkan kita semua,"jelas mantan menteri pemberdayaan perempuan di era kabinet Indonesia bersatu jilid pertama itu.

Selain itu, Meutia Hatta, juga meminta aparat penegak hukum segera menuntaskan persoalan video porno ini sehingga biar tidak berlarut - larut karena akan merugikan anak - anak yang masih belum waktunya mendengar kasus asusila tersebut.

Karena itu, ia berharap agar generasi muda bisa lebih berhati - hati lagi dalam menata pergaulannya. Sebab, kesalahan seperti yang terjadi pada Ariel dan artis nasional lainnya, tidak saja merugikan diri sendiri, tetapi juga bisa merusak citra bangsa Indonesia yang selama ini dikenal santun.

Untuk itu para orang tua juga harus lebih berperan dalam membekali mentalitas anak - anaknya sehingga mereka lebih siap dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin berat terutama di era globalisasi seperti sekarang.

Sementara itu menjawab pertanyaan sehubungan kunjungan kerjanya ke Banyuwangi, Meutia Hatta, menjelaskan untuk melihat dari dekat potensi kabupaten paling ujung Pulau Jawa itu.

Pasalnya, selama ini ia sudah mendengar banyak potensi seni budaya Banyuwangi sehingga ingin melihat dari dekat kondisi daerah yang selama ini dikenal akan kesenian gandrunghnya itu. Karena itu selain meluangkan waktunya melihat kegiatan siswa Rencana Sekolah Berbasis Internasional (RSBI) SMA Negeri I Giri dan Osing Craf sebagai pusat kerajinan Banyuwangi, Meutia Hatta juga berkesempatan melihat dari dekat Desa Wisata Osing Kemiren Banyuwangi.(*)
(ANT/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010