Pyongyang (ANTARA News) - Pers Korea Utara (Korut) pada Selasa menyerukan Amerika Serikat (AS) untuk segera merespon usulan pemerintah Korut untuk melakukan penandatanganan perjanjian perdamaian baru untuk menggantikan Perjanjian Gencatan Senjata sekarang ini.
Kendati perang untuk sementara dihentikan oleh Perjanjian Gencatan Senjata, penandatanganan perjanjian yang dilakukan 50 tahun lalu, perdamaian menyeluruh belum dicapai dan ketegangan masih terus berlangsung, tulis suratkabar Minju Choson, layaknya dikutip Xinhua-OANA.
Perjanjian Gencatan Senjata harus diakhiri dan suatu perjanjian perdamaian menyeluruh hendaknya diwujudkan untuk mencegah perang lagi.
Suratkabar Korut juga mengemukakan bahwa perdamaian di Semenanjung Korea sejalan dengan posisi Amerika Serikat.
Menempatkan proses denuklirisasi dalam agenda, Korut dan AS hendaknya membangun saling percaya satu sama lain dengan menandatangani perjanjian perdamaian tersebut, katanya.
Menurut suratkabar itu, perjanjian perdamaian akan menciptakan perdamaian dan stabilitas keamanan di Asia Timur-Laut dan Dunia.
Disebutkan, Korut harus terus melakukan upaya untuk mencegah perang dan memelihara perdamaian di semenanjung tersebut.
Perjanjian Gencatan Senjata untuk mengakhiri sementara perang Semenjung Korea ditandatangani di Panmunjom pada 27 Juli 1953.
Imbauan pers Korut itu disampaikan di tengah pelatihan militer bersama antara Korea Selatan (Korsel) dan AS.
Pelatihan militer gabungan itu dilakukan sebagai respon atas tenggelamnya kapal perang Korsel yang diyakini ditorpedo oleh kapal selam Korut pada Maret lalu.
Sekitar 20 kapal perang termasuk kapal induk USS George Washington dan 200 pesawat tempur serta dan sekitar 8.000 tentara kedua negara ambil bagian dalam latihan bersama itu.
(Uu.M043/H-AK/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010