Jakarta (ANTARA News) - Pengamat pasar uang, Krisna Dwi Setiawan memperkirakan rupiah akan kembali menguat hingga menembus angka Rp9.000 per dolar, namun posisinya di bawah level itu kemungkinan tidak akan bertahan lama.
Kenaikan rupiah hingga meliwati angka Rp9.000 per dolar tak akan bertahan lama hanya satu hari hingga dua hari kemudian kembali berada di atas level itu, karena Bank Indonesia (BI) akan melakukan intervensi pasar, katanya di Jakarta, Selasa.
Rupiah pada Selasa sore mencapai Rp9.005-Rp9.010 per dolar naik 15 poin dari hari sebelumnya Rp9.020-Rp9.030.
Krisna Dwi Setiawan mengatakan, kenaikan rupiah saat ini karena terpicu oleh aktifnya asing membeli rupiah, karena mereka optimis akan dapat meraih `gain` yang lebih tinggi.
Selain hot money asing juga didukung faktor fundamental ekonomi makro Indonesia yang meyakinkan investor asing untuk masuk pasar, katanya.
BI, lanjut dia akan intervensi menahan lajunya rupiah menguat lebih jauh, karena otoritas moneter tidak mau mengalami defisit pendapatan dari ekspor lebih besar.
"Kami memperkirakan BI akan memperketat pengawasannya karena peluang rupiah naik lagi makin kuat," ucapnya.
Rupiah, menurut dia, dua bulan lalu pernah mencapai angka Rp8.972 per dolar atau dibawah angka Rp9.000 per dolar, namun posisi rupiah disitu tidak bertahan lama.
Akibat intervensi pasar BI maka rupiah sejak itu sulit menguat dibawah angka Rp9.000 per dolar, ucapnya.
Ia mengatakan, rupiah bisakah mengulang kembali aksinya hingga dibawah level Rp9.000 per dolar.
Namun dukungan yang kuat dari asing dan fundamental ekonomi yang makin baik memang terlihat rupiah makin menuju menguat menuju ke bawah level Rp9.000 per dolar, katanya. (*)
(T.h-CS/B012/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010