Andy Noya ajak generasi muda Papua bangkit gunakan teknologi digital

Jakarta (ANTARA) - CEO dan Founder BenihBaik.com Andi F Noya mengajak generasi muda atau milenial untuk mengoptimalkan pemanfaatan dan pengembangan teknologi digital untuk menggerakkan ekonomi Papua.

"Dengan adanya teknologi digital, kalau melihat momentum ini yang membuat kita harus berpikir bahwa generasi muda milenial itu yang akan menjadi motor penggerak kebangkitan Papua," kata Andy dalam acara Peluncuran Website Dokumentasi Papua dan Diskusi "Empat Dekade Kiprah LIPI di Tanah Papua" secara virtual, Jakarta, Senin.

Andy menuturkan generasi milenial merupakan motor penggerak kebangkitan ekonomi Papua. Sumber daya manusia Papua mampu bersaing. Potensi tersebut dan momentum perkembangan teknologi digital harus bisa dioptimalkan dan disinergikan untuk mendorong percepatan pembangunan Papua.

"Anak-anak Papua kalau dikasih kesempatan mereka mampu untuk mengakomodasi untuk memanfaatkan teknologi digital," tuturnya.

Dari hasil sensus penduduk 2020, Badan Pusat Statistik mengungkapkan mayoritas penduduk adalah generasi milenial yakni dengan proporsi sebesar 32,09 persen atau 1,37 juta penduduk. Sementara generasi Z sebanyak 30,38 persen atau 1,30 juta.

Menurut Andy, generasi muda inilah yang akan membawa perubahan bagi Papua.

"Ini adalah cikal bakal perubahan Papua karena didukung oleh teknologi dan penguasaan mereka terhadap teknologi digital," ujarnya.

Saat ini, teknologi digital juga semakin mudah diakses oleh para generasi muda sehingga tidak ada batasan dalam mengakses informasi dan ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan kegiatan ekonomi.

"Saya melihat ketertinggalan informasi sudah tiada dengan teknologi digital," ujarnya.

Salah satu gerakan yang menonjol adalah petani milenial, perusahaan pemula berbasis teknologi (startup), dan usaha mikro, kecil dan menengah, yang semakin maju dengan pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.

Benih Baik adalah suatu situs galang dana dan donasi online yang didirikan oleh Andy Flores Noya, Khristiana Anggit Mustikaningrum, dan Firdaus Juli.*