Jakarta (ANTARA News) - Rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta pada perdagangan sesi pertama Selasa ditutup pada 9.010/9.020 per dolar AS, menguat 10 poin dibanding posisi penutupan Senin 9.020/9.030 per dolar AS.
Ekspektasi positif pasar terhadap kondisi ekonomi Indonesia masih menjadi alasan utama pelaku pasar membeli rupiah, meski volume beli sedikit menurun, kata Kepala Divisi Treasury PT OCBC NISP, Suriyanto Chang.
"Kami optimis pelaku pasar masih melakukan pembelian rupiah, meski Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan kembali masuk pasar," ucapnya.
Menurut Chang, minta pelaku asing bermain di pasar domestik tetap tinggi karena optimisme mereka terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Ekonomi Indonesia, lanjut dia, masih dapat tumbuh diatas enam persen, asalkan pemerintah dapat menggerakkan sektor riil.
Karena itu pemerintah berupaya mendorong perbankan meningkatkan penyaluran kreditnya dan mendorong investasi asing ke dalam jangka panjang (long term), katanya.
Menurut dia, ekonomi Amerika Serikat yang semula diperkirakan melemah juga menunjukkan perbaikan dengan membaiknya sejumlah kinerja sejumlah perusahaan besar negara itu.
Dengan tumbuhnya ekonomi AS, maka pertumbuhan ekonomi global akan semakin baik, meski suku bunga utama AS masih 0,25 persen, katanya.
Ia mengatakan, rupiah masih berpeluang menguat hingga 9.000 per dolar, asalkan BI berkenan mengendornya intervensinya.
(H-CS/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010