Pasar keuangan dibayangi oleh kekhawatiran lonjakan kasus COVID-19 di dunia yang bisa menghambat pemulihan ekonomi
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan ditutup melemah tipis, dibayangi kenaikan kasus COVID-19 global.
Rupiah ditutup melemah lima poin atau 0,03 persen ke posisi Rp14.450 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.445 per dolar AS.
"Pasar keuangan dibayangi oleh kekhawatiran lonjakan kasus COVID-19 di dunia yang bisa menghambat pemulihan ekonomi. Kekhawatiran menahan penguatan rupiah di akhir pekan lalu dan menekan rupiah hari ini," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra di Jakarta, Senin.
Baca juga: Rupiah Senin pagi melemah 25 poin
Di sisi lain, lanjut Ariston, pemulihan ekonomi yang mulai nampak di sebagian negara di dunia, termasuk Indonesia, masih memberikan optimisme ke pelaku pasar.
Data PMI manufaktur dari Markit menunjukkan kenaikan aktivitas manufaktur selama April dibandingkan Maret.
"Tingkat inflasi April pun relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Ini yang menahan pelemahan hari ini," ujar Ariston.
Indeks dolar yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang lainnya saat ini berada di posisi 91,26, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 91,28.
Baca juga: PMI manufaktur RI terus naik, Menperin: Pelaku industri mulai bangkit
Analis Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan, hari ini rupiah sedikit melemah tapi secara umum masih cukup stabil.
"Hari ini rilis data inflasi relatif sejalan dengan ekspektasi, dan pasar masih menunggu publikasi data GDP hari Rabu besok," ujar Rully.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.460 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.450 per dolar AS hingga Rp14.475 per dolar AS.
Sementara itu kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Senin melemah menjadi Rp14.467 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.453 per dolar AS.
Baca juga: Dolar naik ditopang data ekonomi, tapi raih penurunan bulanan terbesar
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021