Amlapura (ANTARA News) - Lantaran biaya produksi padi lebih mahal, sejumlah petani Desa Tumbu, Karangasem lebih memilih menanam tanaman buah kedongdong.
"Sedikitnya sekitar 50 petani mulai melirik untuk mengembangkan tanaman buah kedondong, karena bertanam kedondong dinilai lebih murah dan irit dibandingkan bertanam padi," ujar I Nengah Liarsana salah satu petani asal Desa Tumbu, Karangasem, Selasa.
Ia menambahkan, untuk biaya produksi penanaman padi, biasanya dalam 25 hari pertama akan menghabiskan dua zak pupuk urea. Harga pupuk urea di pasaran sangat tinggi mencapai Rp. 90 ribu per zak. Jadi dalam tiga bulan penanaman padi membutuhkan biaya minimal Rp. 540 ribu. "Nilai yang kami keluarkan sangat tidak sepadan dengan hasil yang didapatkan. Inilah yang memicu petani mengalihkan untuk bertanam buah kedondong," paparnya.
Ia menjelaskan kalau bertanam buah kedondong, petani memiliki keuntungan lebih, karena biaya yang dikeluarkan tidak terlalu besar. Bahkan, bertanam tanaman buah kedondong tak perlu membeli pupuk urea, karena cukup disiram dengan pupuk kotoran sapi. "Dengan pengeluaran yang lebih kecil, keuntungan yang kami dapatkan juga lebih dibandingkan padi," ujar Liarsana sembari menyebutkan saat ini dirinya telah menanam tanaman buah kedondong di atas tanah seluas 20 Are miliknya.
Buah kedondong yang sudah matang, kata Liarsana langsung dijual kepada penadah, untuk selanjutnya mereka jual ke Kabupaten Gianyar. "Selama masa penanaman, petani di Tumbu sudah dua kali panen buah kedondong, dan hasilnya lumayan untuk mencukupi kebutuhan hidup," Jelas Riasna. (ANT/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010