Ramallah (ANTARA) - Perdana Menteri Mohammed Shtayyeh pada Minggu (2/5) menyerukan Eropa untuk melanjutkan upayanya menekan Israel agar mengizinkan Pemilu diadakan di Yerusalem dan mengizinkan warga Palestina untuk berpartisipasi dalam pemilihan dengan memberikan suara mereka.
Ia juga menyerukan Eropa untuk menekan Israel agar warga Palestina dapat mencalonkan diri dalam Pemilu di Yerusalem.
Shtayyeh mengatakan bahwa Pemilu ditunda dan tidak dibatalkan.
Seruan tersebut disampaikan saat pertemuan dengan perwakilan Uni Eropa (EU) untuk Palestina, Sven Kühn von Burgsdorff, di kantor perdana menteri di Ramallah, Minggu.
Shtayyeh memuji posisi EU dalam mendukung penyelenggaraan Pemilu di semua wilayah Palestina, termasuk Yerusalem Timur, dan promosi EU akan nilai-nilai keadilan, perdamaian, dan demokratisasi, serta mendukung hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka.
Mereka juga membahas upaya yang dilakukan untuk membangun pabrik desalinasi di Jalur Gaza dengan nilai 600 juta dolar atau sekitar Rp8,6 triliun, di mana EU akan berkontribusi 150 juta euro atau sekitar Rp2,6 triliun, dan proyek pipa gas yang didanai Eropa-Qatar yang bertujuan untuk mengurangi krisis listrik di wilayah Palestina yang diduduki.
Sumber : WAFA
Baca juga: Jelang pemilu Palestina, Abbas hadapi perselisihan partai Fatah
Baca juga: 93 persen warga Palestina terdaftar pada pemilu tahun ini
Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021