Salah satu penyebabnya adalah kebijakan PT. KAI yang mengharuskan penumpang menyertakan surat negatif COVID-19 dengan masa berlaku 1x24 jam.
Pengguna dapat memilih salah satu jenis pemeriksaan yakni PCR, GeNose Tes atau Rapid Antigen.
Sejumlah penumpang yang antri di loket tes GeNose pada hari ini mengaku akan berangkat esok hari dan sengaja melakukan tes hari ini karena tidak ingin tertinggal kereta akibat terjebak antrian.
Salah satunya adalah Santi (17) yang akan pulang kampung ke Blitar dengan kereta pagi pada Senin.
"Saya berangkat besok ke Blitar, tapi sengaja tes GeNose hari ini, kalau besok takut panjang antrenya, jadi mendingan sekarang saja," ujarnya kepada Antara, Minggu.
Dia juga mengaku rela antri panjang karena biaya tes GeNose yang hanya Rp30.000 lebih terjangkau dibanding tes usap antigen.
Hal Senada diucapkan Helmiari (20) yang akan mudik ke Tuban, Jawa Timur dengan kereta malam.
"Berangkat malam mas. Lebih murah kalau GeNose cuma Rp30.000, tidak masalah lah kalau harus antri, yang peting terjangkau," tuturnya.
Meski demikian hal berbeda disampaikan Sudirman (40). Pria yanga akan mudik ke Surabaya ini lebih memilih melakukan rapid antigen di luar karena kasihan istrinya dan anak yang masih balita kalau harus antri panjang.
"(Tes usap) di luar saja biar tidak antri, soalnya saya bawa anak dan istri," katanya.
Baca juga: Mulai Minggu, KAI ubah relasi KA Bangunkarta jadi Jombang-Pasar Senen
Baca juga: KAI batalkan semua perjalanan kereta dari Gambir-Pasar Senen hari ini
PT KAI (Persero) menegaskan tidak menambah jumlah perjalanan kereta api (KA) jarak jauh dengan keberangkatan dari Jakarta, baik Stasiun Pasar Senen maupun Stasiun Gambir menjelang masa larangan mudik pada 6-17 Mei 2021.
Kahumas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa di Jakarta, Sabtu, mengatakan hingga kini tiket perjalanan untuk 6-17 Mei 2021 belum dijual atau belum dapat dilakukan pemesanan.
Hal itu ini merupakan bentuk dukungan PT KAI terhadap langkah pemerintah dalam penanganan COVID-19 melalui larangan mudik.
"Sejak pekan lalu hingga kini jumlah perjalanan pada masa pandemi tidak mengalami penambahan," kata Eva.
Ia juga mengatakan, ketentuan penerapan protokol kesehatan dan pembatasan volume penumpang dengan kuota maksimal 70 persen tetap diberlakukan untuk seluruh rangkaian yang berangkat.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021