Tren negatif juga terjadi pada Fee-based income yang turun 24 persen menjadi Rp453 Miliar akibat menurunnya fee income terkait Global Market.
Pada Q1 2021, Bank menempuh langkah yang lebih konservatif, dan hati-hati dalam melakukan ekspansi kredit di tengah dampak disrupsi pasar akibat wabah Covid-19. Hal ini menyebabkan penyaluran kredit Maybank turun 17,2 persen menjadi Rp101,7 triliun per 31 Maret 2021 dibanding Rp122,9 triliun per 31 Maret 2020.
Meski demikian, Maybank akan terus menempuh langkah proaktif untuk membantu nasabah menghadapi tantangan dan fokus pada restrukturisasi kredit untuk memastikan dan memperhatikan keberlangsungan bisnis nasabah serta menjaga kualitas aset Bank.
Meskipun di tengah kondisi yang menantang, rasio keuangan Maybank relatif stabil. Hal ini tercermin dari tingkat Non-Performing Loan (NPL) Bank yang berada pada 4,2 persen (gross) dan 2,4 persen (net) per Maret 2021, dibandingkan dengan tingkat NPL kuartal IV 2020 yang berada pada 4,0 persen (gross) dan 2,5 persrn (net). Rasio Kredit terhadap Simpanan/Loan to Deposit (LDR Bank saja) juga tercatat sehat pada level 76,0 persen, sementara Liquidity Coverage Ratio (LCR Bank saja), atau Rasio Kecukupan Likuiditas, tercatat sebesar 202,0 persen per kuartal I 2021, jauh di atas ketentuan minimum sebesar 100 persen.
Presiden Komisaris Maybank Indonesia Datuk Abdul Farid Alias mengatakan, “Terlepas dari gejolak pasar yang tengah terjadi, kami yakin kekuatan dalam mengelola aset dan liabilitas, didukung oleh permodalan yang kuat dan level likuiditas yang solid, dapat membantu kami menghadapi tantangan pada kuartal mendatang," tutupnya.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2021