Hal ini disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono saat mengunjungi Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Lamongan, Sabtu (1/5/2021).
"Dua tahun ke depan ini harus jadi bersih dan tidak (ada lagi) bau menyengat," ujar Menteri Trenggono.
Aktivitas bongkar ikan di PPN Brondong per tahunnya lebih dari 53.000 ton dengan nilai produksi hampir Rp1 triliun. Sedangkan ikan yang didaratkan didominasi oleh ikan jenis swanggi, kurisi, kuniran, kapas-kapas, biji nangka dan ikan ayam-ayam. Setiap harinya ada 900 kapal yang melakukan aktivitas di pelabuhan, dengan kapasitas terbanyak di bawah 30 GT.
Menteri Trenggono mendukung dilakukannya pengembangan pelabuhan untuk mengurai hambatan yang selama ini terjadi, seperti pendangkalan alur lintasan kapal, tidak adanya area doking kapal, kolam pelabuhan yang mulai over kapasitas, hingga infrastruktur instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Namun dia meminta pengembangan disertai dengan peningkatan produktivitas.
Selain itu, pengembangan nantinya juga harus mengakomodir adanya industri perikanan di pelabuhan sehingga proses hulu hingga hilir terintegrasi. Ikan yang didaratkan pun bukan hanya ikan hasil tangkapan tapi juga hasil budidaya.
Menurutnya, pengembangan pelabuhan penting karena akan menunjang produktivitas nelayan dan pembudidaya serta mendorong usaha perikanan dalam negeri menjadi lebih maju. Apalagi, PPN Brondong merupakan pelabuhan terbesar di wilayah pantai utara Jawa Timur.
"Kalau ini dilakukan peningkatan volume dan putaran uang harus meningkat. Nanti ada industri perikanan yang sumber bahan bakunya dari tangkap dan budidaya," urai Menteri Trenggono.
Sementara itu, Kepala PPN Brondong Ibrahim menyebut sudah melakukan kajian untuk rencana pengembangan kawasan pelabuhan. Ada sekitar 5 hektare perairan yang bisa dimanfaatkan salah satunya menjadi kawasan industri.
"Dengan adanya pengembangan, unit pengolahan ikan akan tumbuh di sini. Saat ini kan tidak ada. Padahal kita punya fasilitas cold storage berkapasitas besar," ungkapnya.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2021