"Momentum Hari Buruh 1 Mei ini jadikan ajang berkolaborasi sehingga semakin mempercepat pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi COVID-19," ujarnya di Surabaya, Sabtu.
Menurut dia, pemulihan ekonomi nasional jauh lebih cepat jika hubungan industrial antara pemerintah, pengusaha, dan buruh berjalan harmonis.
Baca juga: Menko PMK nyatakan buruh dapat prioritas divaksin COVID-19
Caranya, kata Khofifah, yakni dengan selalu membuka ruang-ruang dialog sosial, lalu semua pihak saling mau mendengar masukan.
"Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, sebagian besar bisnis atau usaha ikut merasakan dampak yang luar biasa. Tidak sedikit pun yang harus bangkrut dan akhirnya mem-PHK karyawannya," ucap dia.
Khofifah menyebut, baik pengusaha maupun buruh adalah dua elemen yang sama pentingnya.
Buruh patut mendapat kesejahteraan layak, yakni dengan mendapatkan apresiasi layak pula. Sedangkan di sisi lain, pengusaha membutuhkan jaminan keberlangsungan usaha.
"Pandemi mengakibatkan banyak dunia usaha lesu. Omset turun. Pengusaha harus memeras otak untuk memenuhi tuntutan kelompok pekerja, yakni menaikkan upah minimum buruh," kata Khofifah.
Baca juga: Peringati "May Day", BPJAMSOSTEK bagikan 18.798 paket sembako
"Inilah pentingnya ruang dialog sosial. Karena Pemerintah sendiri tidak bisa mengambil keputusan sepihak dan menguntungkan hanya salah satu pihak," tutur orang nomor satu di Pemprov Jatim tersebut menambahkan.
Sementara itu, terhadap keputusan serikat buruh dan serikat pekerja di Jatim yang memutuskan tidak turun aksi di Hari Buruh Sedunia, Gubernur Khofifah menyampaikan terima kasih, apresiasi serta ucapan selamat.
"Artinya, teman-teman buruh turut membantu pencegahan penyebaran COVID-19 yang masih belum berhenti. Sebaliknya, mereka memilih berdialog untuk membangun hubungan kerja yang makin kondusif," kata Khofifah.
Baca juga: Menaker: Program vaksinasi perkuat kesehatan dan pelindungan pekerja
Baca juga: Presiden: Buruh adalah aset besar bangsa
Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021