Jakarta (ANTARA) - Masa penangguhan Presiden Lazio Claudio Lotito telah ditingkatkan menjadi 12 bulan, dan klub tersebut didenda 200.000 euro atau sekitar Rp3,47 miliar terkait pelanggaran protokol kesehatan (prokes) COVID-19, demikian keputusan pengadilan banding Federasi Sepak Bola Italia (FIGC).
Lazio telah mengajukan banding atas skorsing tujuh bulan yang dijatuhkan FIGC terhadap Lotito dan denda 150.000 euro atau sekitar Rp2,6 miliar yang dikenakan kepada klub pada 26 Maret lalu, seperti dikutip AFP, Sabtu.
Namun, penangguhan selama 12 bulan itu diputuskan berdasarkan hasil investigasi FIGC terhadap temuan tes positif COVID-19 dalam klub AS Roma pada Oktober dan November lalu.
Baca juga: Lazio tekuk AC Milan 3-0
Lazio dianggap gagal memberi tahu otoritas kesehatan setempat ketika delapan staf dinyatakan positif terjangkit COVID-19 pada akhir Oktober, pada malam pertandingan Liga Champions di Bruges, dan kemudian pada November, sebelum pertandingan Liga Champions lainnya di St Petersburg.
Seperti diketahui, UEFA mewajibkan seluruh pemain dan staf menjalani tes COVID-19 sebelum bertanding.
Setidaknya satu pemain Lazio dikonfirmasi positif COVID-19 dalam tes UEFA, tetapi negatif dalam tes Serie A pada periode yang sama.
Sementara itu, FIGC pun mengkritik Lazio karena dianggap ”tidak mencegah" tiga pemainnya untuk ikut ambil bagian dalam sesi latihan skuad pada 3 November tahun lalu, meskipun hasil tes mereka sudah terbukti positif sehari sebelumnya.
Tidak berhenti sampai disitu, Lazio juga disebut-sebut telah menurunkan pemain di Serie A yang seharusnya berada dalam "periode isolasi wajib, tanpa gejala, setidaknya 10 hari".
Baca juga: Menang atas Lazio bakal bernilai dua kali lipat bagi Milan, kata Pioli
Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021