Jayapura (ANTARA) - Bupati Asmat Elisa Kambu mengakui kabupaten yang dipimpinnya masuk dalam kabupaten tertinggal, terdepan dan terluar (3T) dan masalah telekomunikasi masih menjadi hambatan dalam pembelajaran dalam jaringan.

"Memang benar saat ini telekomunikasi masih menjadi kendala khususnya selama pandemi COVID-19 akibat terbatasnya kapasitas jaringan. Padahal sejak awal April lalu Pemda Asmat menerapkan sekolah online akibat kembali meningkatnya kasus COVID-19," jelas Bupati Asmat, Papua Elisa Kambu, Jumat malam.

Ketika dihubungi dari Jayapura, Kambu mengaku, kegiatan belajar mengajar yang saat ini berlangsung secara daring itu belum bisa diterapkan secara menyeluruh akibat belum semua kampung terpasang jaringan telekomunikasi khususnya internet, kalaupun ada belum maksimal.

Baca juga: Telkom Jayapura: Kabel laut putus berdampak pada jaringan komunikasi

"Jangankan di distrik atau kampung, di Agast yang merupakan ibu kota kabupaten saja jaringan 4G masih terbatas, " kata Kambu seraya mengaku berbagai upaya saat ini terus dilakukan untuk memaksimalkan jaringan telekomunikasi.

Untuk pelajar, Pemda Asmat akan melakukan pendataan guna mengetahui berapa banyak pelajar yang belum memiliki handphone android guna mendukung kegiatan belajar.

Bila sudah terdata akan diambil langkah agar ke depan hal itu tidak menjadi kendala dalam kegiatan belajar mengajar, agar para pelajar tidak mengalami hambatan, harap Kambu.

Bupati Kambu yang dihubungi melalui telepon selularnya mengatakan, Kominfo menargetkan tahun 2023 mendatang seluruh kampung di Kabupaten Asmat bisa terlayani jaringan telekomunikasi.

Untuk 2021 ditargetkan 100 kampung dari 224 kampung yang ada di Kabupaten Asmat dan tersebar di 23 distrik, sedangkan sekolah tingkat sekolah dasar (SD) dan SLTP sudah ada di sebagian besar ibu kota distrik.

Baca juga: Mahasiswa vokasi kesehatan Asmat praktik klinik di Makassar

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021