Jakarta (ANTARA News) - Love Parade, yang disebut-sebut sebagai pesta dansa terbesar di dunia, diciptakan di Berlin pada 1989 sebagai ungkapan bagi perdamaian, toleransi dan saling pengertian melalui cinta dan musik.
Namun, pada Sabtu (24/7), tak kurang dari 17 orang menemui ajal ketika massa dilanda kepanikan dalam Love Parade tahun ini di kota Duisburg, Jerman .
Kegiatan itu diselenggarakan setiap tahun di Berlin antara 1989 dan 2006, dan menarik lebih dari satu juta peserta, sebelum acara tersebut dipindahkan ke beberapa kota kecil yang berlainan di wilayah Ruhr, Jerman , mulai 2007.
Pertemuan perdamaian itu mencapai puncaknya di Berlin pada 1989, dengan kehadiran 1,5 juta orang.
Penari enerjik, pakaian gemerlap dan perempuan bertelanjang dada dan kaum homo adalah pemandangan rutin Parade tersebut.
Selama 1990-an --sebelum pemerintah Jerman pindah dari Bonn kembali ke Berlin-- Love Parade digembar-gemborkan sebagai salah satu daya tarik terbesar kota itu. Acara tersebut menarik peserta dan wisatawan dari seluruh dunia.
Love Parade, menurut Reuters, menjadi pengisi penting jurang pemisah di sektor pariwisata Berlin, yang sedang berjuang untuk bangkit, setelah Tembok Berlin dengan cepat diruntuhkan pada penghujung 1989 dan 1990.
Kegiatan itu membantu menegakkan citra Berlin sebagai salah satu kota paling menggairahkan di dunia buat generasi muda.
Lebih dari satu juta pencinta musik dari seluruh dunia secara rutin berkumpul di Berlin untuk menghadiri pesta sepanjang enam kilometer; mereka menari, minum dan menikmati zat terlarang.
Para pemimpin politik setempat juga menjadi pendukung kuat sebab Parade tersebut mengisi hotel-hotel di kota itu, mengalirkan lebih dari 65 juta dolar AS ke dalam ekonomi Berlin pada masa jayanya.
Bukan tidak umum untuk menyaksikan remaja dan orang lanjut usia secara spontan menari berpasangan untuk mengikuti irama musik. Acara itu tumbuh dari sederhana saat peluncuran 1989 dengan 150 orang jadi 750.000 orang pada 1996 dan lebih dari satu juta orang setiap tahun setelah itu.
Banyak orang yang bersuka-ria memanaskan tarian maraton mereka dengan obat-obatan seperti ekstasi , kokain dan amphetamin.
Parade tersebut mulanya diselenggarakan di lapanan perbelanjaan Kurguerstendamm, yang mewah, tapi para pemilik toko mengeluh toko mereka rusak setelah setelah acara 1995.
Kegiatan itu pun dipindah ke Strasse der 17 Juni, jalan lebar dengan delapan jalur yang melewati jantung Tirgarten sepanjang lima kilometer ke Brandenburg Gate, tempat Tembok Berlin pernah berdiri.
Mulai siang hari, Parade tersebut biasanya mencapai puncaknya menjelang tengah malam di tengah Tiergarten.
Berbagai kelompok lingkungan hidup di Berlin bersaha meminta penyelenggara membangun pagar di sepanjang jalan untuk mencegah orang yang bersuka-ria merusak tanahan dan hewan. Mereka menolak, dengan alasan bahaya yang bisa ditimbulkan oleh pagar kalau peserta acara panik.
Love Parade meninggalkan Berlin menuju kota besar Ruhr barat, setelah terjadi percekcokan mengenai izin.(C003/A011)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010