"Kini pendidikan hanya berkutat kepada cara menguatkan intelektual anak. Seharusnya hal ini diimbangi dengan kekuatan moral," katanya ketika dihubungi di Semarang, Sabtu.
Persoalan itu, katanya, akan diusungnya pada suatu diskusi di Badan Nasional Standar Pendidikan, akhir Juli 2010.
Ia mengatakan, penekanan pada intelektual tanpa diimbangi dengan penanaman nilai-nilai moral yang kuat dikhawatirkan membuat mereka tidak menggunakan kepandaian sebagaimana mestinya.
Pada usia anak-anak, katanya, mereka akan dapat menyerap penanaman moral secara baik.
"Terlambat bila menanamkan moral ketika mereka menginjak usia remaja atau dewasa," katanya.
Ia mengatakan, pendidikan di Indonesia seharusnya juga menjadi pengawal peradaban. Berbagai nilai budaya Indonesia kini mulai terkikis oleh praktik liberalisme pendidikan.
Pada kesempatan itu ia mencontohkan tentang praktik liberalisme pendidikan yakni menyangkut mahalnya biaya sekolah negeri.
Padahal, katanya, sekolah negeri seharusnya lebih merakyat.
"Komersialisasi pendidikan telah lama didengungkan, namun mengapa masih saja banyak sekolah yang menarik biaya yang sangat tinggi," katanya.
Ia menjelaskan, pendidikan merupakan salah satu ranah sosial pemerintah dalam menjamin kebutuhan dasar warga negara.
Biaya pendidikan yang mahal, katanya, akan mengaburkan kesempatan setiap anak untuk mengenyam pendidikan tinggi.
Selain itu, katanya, kurikulum pendidikan nasional harus segera disesuaikan dengan tantangan era kesejagatan.
"Pendidikan nasional telah menjurus kepada pendidikan massal di mana perbandingan jumlah siswa dan tenaga pengajar di kelas tidak sehat lagi," katanya.
Seharusnya, katanya, tenaga pengajar mengampu relatif sedikit siswa agar fokus terhadap materi dan anak didiknya.
"Dengan demikian kegiatan belajar mengajar menjadi efektif karena guru mengetahui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki anak didiknya sehingga dapat menerapkan perlakuan yang tepat," katanya.
Perhatian guru yang lebih fokus terhadap anak didik, katanya, akan mendorong siswa mengetahui bakatnya.
"Anak akan tahu bakat apa yang dimilikinya, yang akan dia kembangkan untuk menghadapi tantangan global," katanya. (*)
(ANT-202*M029/r009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010