Gunung Kidul (ANTARA News) - Praktisi psikolog Rumah Sakit Grashia Yogyakarta, Sumaryanto, di Gunung Kidul mengatakan bahwa para guru, pelatih, dan orang tua di seluruh dunia seringkali melupakan keunikan gaya belajar yang dimiliki setiap anak.
Setiap anak dengan latar belakang berbeda mempunyai keunikan tersendiri dalam belajar. Mereka mempunyai cara masing-masing dalam memperoleh dan mengolah informasi, katanya pada seminar memperingati hari anak nasional di Wonosari, Sabtu.
"Keunikan dalam belajar dan cara memperoleh serta mengolah informasi setiap anak berbeda-beda sesuai dengan latar belakang yang dimiliki, gaya inilah yang disebut dengan learning style atau gaya belajar," katanya.
Dia mengatakan banyak ahli pendidikan dan psikologi menggunakan istilah yang berbeda dalam memahami gaya belajar anak, tetapi bagaimana seseorang menyerap informasi dengan mudah disebut sebagai modalitas, katanya.
Menurutnya para guru, pelatih dan orang tau diseluruh dunia masih mengalah pada kepercayaan lama yang mestinya untuk saat ini dipertimbangkan lagi.
"Guru, pelatih dan orang tua masih melihat kesiapan anak untuk belajar apabila anak-anak dalam kondisi duduk tertib dan diam memperhatikan apa yang disampaikan guru atau pelatih, kalau tidak berarti anak dianggap tidak siap untuk belajar," katanya.
Pengajar, pelatih dan pendidik cenderung mengajar dengan cara yang sama seperti cara belajar yang kita sukai sendiri sehingga yang terjadi hadala perbedaan gaya belajar yang bersifat individual, katanya.
"Sebagai pendidik, pelatih dan orang tua harus mengetahui bagaimana perbedaan gaya berfikir atau belajar yang dimiliki anak-anak yang kemudian diterjemahkan ke dalam gaya belajar yang berbeda," katanya.
Menurutnya, ada kalanya pendidik, pelatih dan orang tua mengalah untuk mengikuti gaya belajar atau berfikir anak-anak, karena biasanya gaya berfikir sendiri akan mendominasi pendekatan yang digunakan saat mengajar.
(ANT/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010