Mataram (ANTARA News) - Sedikitnya 130 orang warga Ahmadiyah masih bertahan di asrama transito Majeluk, Mataram, kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nusa Tenggara Barat Mukhlis.

"Kondisi ini cukup mengganggu aktivitas di asrama tersebut, apalagi mereka sudah bertahun-tahun menempati lokasi itu," katanya di Mataram, Sabtu.

Ia mengatakan, warga Ahmadiyah itu bertahan di asrama transito Majeluk sejak rumah mereka di Gegerung, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, dirusak dan dibakar massa empat tahun lalu.

"Warga Ahmadiyah tersebut menempati blok sebelah barat asrama, akibatnya beberapa bagian asrama rusak dan kumuh karena jumlah pengungsi cukup banyak," kataya.

Menurut dia, keberadaan warga Ahmadiyah tersebut cukup mengganggu calon transmigran yang sebelum diberangkatkan akan dibina di asrama tersebut.

"Para transmigran biasanya diberi pelatihan dan bimbingan mental yang dipusatkan di asrama transito tersebut, namun sekarang cukup terganggu karena ada pengungsi warga Ahmadiyah," katanya.

Ia mengatakan, pemerintah telah berupaya mengembalikan warga Ahmadiyah ke rumahnya, namun masalahnya mereka tidak mau berbaur dengan masyarakat sekitar.

"Anehnya, meski berada di pengungsian selama bertahun-tahun, mereka belum pernah mengeluh kekurangan pangan karena diduga mendapat bantuan dari pihak tertentu," katanya.
(B004/B010)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010