New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak New York "rally" mendekati 80 dolar pada Jumat karena Badai Tropis Bonnie berputar menuju Teluk Meksiko, tapi mundur kembali setelah hasil "stress test" (uji ketahanan) terhadap bank-bank Eropa diumumkan.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman September, mencapai 79,60 dolar per barel, tingkat terakhir yang terlihat pada 5 Mei, sebelum berakhir turun 32 sen menjadi 78,98 dolar.
Sementara minyak mentah Brent North Sea, London, untuk pengiriman September melemah 37 sen menjadi menetap pada 77,45 dolar.
"Dengan Bonnie ingin lebih seperti Jean-Claude Van Damme dari badai, kompleks minyak mentah memberikan kembali sebagian keuntungan dari kemarin, meskipun hanya sedikit," analis di BMO Capital Markets mengatakan dalam laporan.
"Dengan euro terus memukul dolar AS dan pasar ekuitas
terus rally, penurunan minyak mentah sangat terbatas, dan 80 dolar mungkin bukan menjadi sebuah pipa mimpi," kata mereka.
Fokus utama Jumat berpaling kepada Bonnie, yang bergerak ke arah daerah penghasil minyak dari Teluk Meksiko, dan hasil uji ketahanan bank-bank zona euro, kata analis Sucden, Myrto Sokou di London.
Para awak yang bekerja pada tumpahan minyak besar BP dievakuasi pada Jumat, memperpanjang wilayah mimpi buruk lingkungan dan ekonomi.
Penutupan di tempat selama seminggu pada sumur yang pecah akan tetap tetapi upaya untuk menyelesaikan sumur bantuan menjadi sebuah yang permanen mundur kembali oleh evakuasi karena Bonnie mengarah ke daerah tersebut.
Bonnie diperkirakan mencapai daerah itu pada Sabtu.
"Jika Bonnie terus menguat, kekhawatiran tentang potensi gangguan terhadap operasi minyak di Teluk Meksiko berlanjut, cenderung menggerakkan harga minyak mentah lebih tinggi untuk menguji area 80 dolar," kata Sokou.
Hasil stress test bank Eropa pada Jumat juga menekan pasar karena banyak analis mempertanyakan ketelitian dari penilaian tersebut.
Tujuh bank, terutama di Spanyol, gagal tes dari 91 bank yang dinilai untuk tahan terhadap gejolak ekonomi.
Neil MacKinnon, seorang ekonom di VTB Capital di London mengatakan, dalam catatan itu "tampak seperti mengapur dan reaksi awal adalah salah satu skeptisisme pada bagian dari pasar."
Analis ING bank Chris Turner mengatakan pengumuman CEBS "tidak tampak telah membongkar sesuatu apapun `di dalam lemari," tetapi menambahkan: "Apakah itu masih cukup jauh untuk dilihat."
Mata uang tunggal Eropa naik sedikit terhadap dolar Jumat.
Dolar yang lemah cenderung meningkatkan harga minyak dalam dolar karena komoditi itu menjadi lebih murah untuk para pembeli yang menggunakan mata uang kuat, yang pada gilirannya cenderung mendorong permintaan dan mengangkat harga. (A026/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010