Dumai (ANTARA News) - Rozi Khaimullah dengan seuntai rantai yang membelit di kaki sebelah kirinya. Dahulu ia merupakan seorang anak yang baik, ramah, dan suka membantu keluarga.
Namun kini, ia tidak lebih dari seekor binatang buas yang siap menerkam siapa saja yang berada di dekatnya. Perubahan signifikan itu dialami Rozi sejak empat tahun silam, saat ia menerima kenyataan pahit menjadi seorang guru honor yang hanya digaji Rp200 ribu setiap bulannya.
"Padahal ia seorang sarjana," kata Suhamri, seorang pria renta yang selalu membawakan makanan kesebuah rumah kosong tempat dimana Rozi hanya bertemankan dengan ruang hampa dan sejumlah hewan-hewan liar yang kerap menyakitinya.
Suhamri merupakan Ayah kandung dari Rozi. Sejak setahun silam, ia terpaksa memasung anak yang dilahirkan sang istri yang dinikahinya 35 tahun silam karena `monster` berusia 28 tahun itu kerap mengamuk dan berusaha membakar rumah yang dihuninya yang berada di sekitar Kelurahan Bukit Timah, Dumai Barat, Kota Dumai, Riau.
"Dahulu atau sekitar empat tahun silam ia hanya sering melamun. Tapi seiring berjalannya waktu, jiwanya semakin buruk dan mulai bertingkah aneh. Kadang ngomong sendiri bahkan sering mengamuk," kata Suhamri dengan nada lesu yang keluar dari mulutnya yang kering dan bau.
Rozi telah berulang kali dibawanya ke rumah sakit jiwa. Namun, beberapa saat setelah keluar dari rumah sakit, entah dimana letak salahnya, penyakit itu tetap saja melekat dan kerap mengancam keselamatan keluarga dan warga lainnya.
Suhamri kini hanya bisa pasrah atas kondisi anaknya itu. Walau terkadang ia sempat berpikiran untuk membawanya berobat kembali hingga sembuh.
"Biarkan belenggu ini akan tetap seperti ini, namun yang pasti semua yang saya lakukan demi kebaikan. Tidak untuk dia, tapi untuk siapa saja yang merasa terancam dengan keberadaannya," kata Suhamri seraya menghapus peluhnya dengan jemari tangan kanannya yang sebelumnya menempel di sebuah batang cangkul yang dibawanya setiap hari untuk bekerja sebagai buruh harian dengan gaji yang pas-pas-an. (ANT/K004)
Oleh Oleh Fazar Muhardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010